Sukses

Bangkitkan Pariwisata, Luhut Ingin Masyarakat Piknik

Pandemi Covid-19 masih berlangsung, namun sektor pariwisata sudah mulai dibuka.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 masih berlangsung, namun sektor pariwisata sudah mulai dibuka. Hanya saja pariwisata Indonesia masih tertutup untuk kedatangan turis mancanegara. Untuk itu, pemerintah saat ini tengah fokus mendorong tumbuhnya turis domestik.

"Kita juga fokus di turis dalam negeri. Turis luar negeri ditahan dulu," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta, Jumat (27/11/2020).

Dia melanjutkan potensi turis domestik saat ini berkisar antara 75 persen sampai 80 persen. Bila ini bisa dikelola dengan baik, perjalanan wisata yang dilakukan masyarakat Indonesia bisa membantu membangkitkan sektor pariwisata.

"Turis dalam negeri kita juga masih banyak. Saya kira ini akan sangat membantu," kata dia.

Sektor pariwisata menjadi yang paling terpuruk selama pandemi Covid-19. Dampaknya perekonomian nasional terguncang. Sehingga pemerintah sudah mulai membuka sektor pariwisata secara bertahap.

Tentunya, pembukaan sektor ini diikuti dengan sejumlah ketentuan dan wajib menerapkan protokol kesehatan. Luhut menyebut Menteri BUMN, Erick Thohir saat ini tengah membentuk perusahaan holding pariwisata demi mendorong pemulihan ekonomi di sektor ini.

Tak hanya itu, pemerintah juga sedang merencanakan pembangunan rumah sakit standar internasional di Bali, Jakarta dan Medan. Tiga rumah sakit ini diharapkan bisa mencegah masyarakat Indonesia untuk melakukan berobat di luar negeri.

"Jadi enggak perlu berobat keluar negeri, kami bekerja dengan terintegrasi," kata dia mengakhiri.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wishnutama Ingin Pariwisata Indonesia Tetap Utamakan Budaya Lokal

 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio akan melakukan transisi besar-besaran pada wisata dalam negeri. Yakni dari pariwisata yang berbasis pada kuantitas, menuju pariwisata yang berbasis pada kualitas.

“Langkah besar kepariwisataan kita tahun depan adalah shifting dari quantity tourism menuju quality tourism,” ujar dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Jumat (27/11/2020).

Hal ini merujuk pada posisi pariwisata Indonesia yang masih tertinggal. Dalam catatannya, Wishnutama menyebutkan jumlah wisatawan Singapura bisa mencapai 18 juta per tahun, Malaysia 25 juta, Tahiland 39 juta, dan bahkan Vietnam telah menyusul dengan 18 juta wisatawan per tahun. Sementara Indonesia sekitar 16 juta di tahun 2019.

Untuk menunjang transformasi tersebut, Wishnutama menekankan pada pentingnya mempertahankan keunikan dan karakter asli destinasi pariwisata dalam negeri.

“Jangan sampai kita menjadi (mohon maaf), bikin sesuatu yang terlalu modern akhirnya experience yang diharapkan wisatawan, keunikan dan budaya yang diharapkan jadi hilang,” kata dia.

Selain itu, juga dari sisi kuliner. Dimana Indonesia memiliki cita rasa dan resep yang lebih beragam. Namun ini tak cukup menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Indonesia.

“Kuliner iu adalah salah satu strategi daya tarik pariwisata ke depan yang akan kita kembangkan karena Indonesia dibandingkan Thailand menunya lebih banyak, tapi kenapa negara lain bisa lebih diatas kita,” kata Wishnutama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.