Sukses

Gantikan Menteri KKP Edhy Prabowo, Menko Luhut Sudah 3 Kali Jabat Menteri Ad Interim

Ini bukan pertama kalinya Menko Luhut mengisi kekosongan posisi menteri selama era kepemimpinan Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Menko Luhut) sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim menggantikan Edhy Prabowo. Pergantian ini dilakukan pada Rabu, 25 November 2020 setelah Edhy Prabowo ditetapkan jadi tersangka kasus suap perizinan ekspor benih lobster atau benur.

Ini bukan pertama kalinya Menko Luhut mengisi kekosongan menteri selama era kepemimpinan Jokowi. Total, ia telah tiiga kali rangkap jabatan jadi menteri pengganti.

Selain sering menjadi menteri ad interim, Luhut juga tercatat telah memimpin dua kementerian di tahun pertamanya masuk dalam kabinet pemerintahan Jokowi.

Dirangkum Liputan6.com pada Jumat (27/11/2020), berikut rekam jejak Luhut Binsar Pandjaitan selaku pengisi kekosongan menteri:

1. Plt Menteri ESDM

Presiden Jokowi mengangkat Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Menko Kemaritiman pada 27 Juli 2016. Tak sampai sebulan setelahnya, tepatnya pada 15 Agustus 2016, ia mendapat mandat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM menggantikan Arcandra Tahar.

Saat itu, Arcandra diberhentikan secara terhormat oleh Jokowi lantaran polemik kepemilikan paspor ganda, yakni Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Posisi Menko Luhut dalam jabatan tersebut hanya bertahan selama sekitar dua bulan. Pada 14 Oktober 2016, Jokowi mengangkat Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM hingga 2019.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Menteri Perhubungan Ad Interim

Menko Luhut kembali diangkat sebagai menteri pengganti sementara pada 14 Maret 2020. Kali ini, Luhut ditunjuk Jokowi untuk mengisi posisi Menteri Perhubungan (Menhub) yang untuk sementara ditinggalkan Budi Karya Sumadi.

Kala itu, Budi Karya harus menjalani perawatan intensif akibat terpapar virus Corona (Covid-19). Luhut pun memegang jabatan Menhub Ad Interim hingga 6 Mei 2020.

Setelah sembuh dan kembali memegang posisi Menhub, Budi Karya sempat bercerita bahwa Luhut merupakan penyelamat dirinya. Pria tersebut jadi orang pertama yang memintanya untuk cek kesehatan di rumah sakit.

"Pak Luhut itu penyelamat saya. Dua hari sebelum saya tak sadar, dia minta ke saya, 'Budi kamu ke rumah sakit berhenti bekerja dulu saja'," kisah Budi Karya.

Oleh karenanya, Budi Karya menganggap Luhut sebagai sosok yang spesial. Dia pun berterima kasih atas jasa seorang Luhut yang mau mengambil tanggung jawabnya sebagai Menhub.

"Ternyata pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) juga berhubungan dengan dokter di sini (tempat perawatannya). Setiap jenguk saya bilangnya, 'Aku tahu kau sudah ngapain aja'. Terima kasih sejawat, apalagi dia menjadi Ad Interim untuk saya," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

3. Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim

Untuk ketiga kalinya, Luhut kembali ditugasi isi kekosongan menteri. Tugas sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim didapat gara-gara Edhy Prabowo terciduk kasus suap ekspor benih lobster.

Keputusan ini mulanya disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, pada Rabu, 25 November 2020.

"Presiden menunjuk Menko Maritim dan Investasi (Luhut) sebagai Menteri KP Ad Interim," kata Jodi lewat keterangan tertulis.

Jodi melanjutkan, penunjukan tersebut disampaikan melalui surat dari Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno. Dalam surat tersebut dijelaskan, penunjukan Luhut berkaitan dengan proses pemeriksaan Edhy Prabowo oleh KPK.

"Menko Luhut telah menerima surat dari Mensesneg yang menyampaikan bahwa berkaitan dengan proses pemeriksaan oleh KPK terhadap Menteri KP Edhy Prabowo," ujar Jodi.

4 dari 4 halaman

Infografis Penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.