Sukses

Survei IDEAS: 91 Persen Pekerja Dirumahkan Tak Ikut Program Kartu Prakerja

Survei mengenai Program Kartu Prakerja dilakukan pada pada bulan Juni hingga Agustus 2020 dengan 346 responden.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Ahsin Aligory mengatakan berdasarkan hasil survei yang dilakukan lembaganya terdapat temuan yang menarik yaitu 91 persen pekerja yang dirumahkan tidak mendaftar Program Kartu Prakerja.

Survei mengenai Program Kartu Prakerja tersebut dilakukan pada pada bulan Juni hingga Agustus 2020 dengan 346 responden berstatus karyawan dan wirausahawan, usia angkatan kerja yang tersebar di 12 provinsi, terutama DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Jika melihat responden survei ini yang dirumahkan sangat sedikit sekali mengikuti Kartu Prakerja. Padahal salah satu target Prakerja yaitu menyelamatkan mereka yang terkena PHK. Ini salah satu temuan kita bahwa peserta yang dirumahkan banyak yang belum mengikuti program Prakerja,” kata Ahsin, di Jakarta Kamis (26/11/2020).

sebagian besar peserta Program Kartu Prakerja merupakan karyawan atau 59 persen dari total peserta. Sementara sisanya 41 persen adalah wirausaha. Responden karyawan yang mengikuti program kartu prakerja menyatakan bahwa program kartu prakerja sangat berbeda dengan program pelatihan yang pernah mereka dapatkan sebelumnya.

“Pelatihan yang mereka ikuti sebelumnya umumnya memiliki 3 tingkatan kualifikasi, yaitu training saat mencari kerja, magang sebagai sarana mengenal dunia kerja dan sertifikasi saat setelah bekerja untuk meningkatkan kompetensi professional,” tutur Ahsin.

Ahsin menambahkan bahwa topik pelatihan yang ditawarkan terbilang sangat dasar dan bisa didapatkan secara cuma-cuma di dunia maya seperti pelatihan bahasa Inggris dasar, administrasi dan sekretaris, teknik menjual apapun, sukses bisnis online shop, menjadi content creator di youtube, menjadi barista dan membuka warung kopi, hingga teknik melamar pekerjaan dan teknik wawancara kerja.

“Hal tersebut jauh berbeda dengan kurikulum Balai Latihan Kerja (BLK) yang memiliki desain pelatihan berbasis kompetensi. Bahkan BLK kini telah berspesialisasi pada jenis ketrampilan kerja yang spesifik,” ungkap Ahsin.

Ia mencontohkan beberapa BLK yang memiliki spisialisasi keterampilan kerja yang spesifik seperti, Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi yang berfokus sebagai pusat kejuruan elektronika dan teknologi informasi, BBPLK Medan sebagai pusat kejuruan pariwisata, dan BBPLK Semarang sebagai pusat kejuruan fashion/garmen.

Berdasarkan data yang dihimpun IDEAS, Sepanjang 2017-2019 pemerintah telah mendirikan 1.113 BLK Komunitas di lembaga pendidikan keagamaan di seluruh Indonesia, dengan kurikulum pelatihan teknik otomotif, las, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perikanan, perkayuan, teknologi informasi dan komunikasi, menjahit, teknik listrik dan pendinginan, serta industri kreatif dan bahasa.

“Dengan desain Kartu Prakerja, anggaran Rp 5,6 triliun untuk biaya pelatihan daring hanya akan mengalir ke 8 platform digital. Bila dialihkan untuk ekspansi pembangunan BLK Komunitas baru, anggaran Rp 5,6 triliun ini akan mengalir ke setidaknya 5.600 Pondok Pesantren, Seminari, Dhammasekha, dan Pasraman di seluruh pelosok tanah air,” tutup Ahsin.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Mau Insentif Rp 2,4 Juta Hangus? Segera Selesaikan Pelatihan Kartu Prakerja

Pemerintah mengimbau kepada penerima Kartu Prakerja agar segera menyelesaikan pelatihan yang telah dibelinya. Sebab, jika sampai dengan 15 Desember 2020 pelatihan tak segera rampung, maka penerima kartu prakerja tidak akan menerima insentif sebesar Rp 2,4 juta.

“Saya mendorong bagi penerima yang belum menyelesaikan pelatihan yang pertama, agar segera menyelesaikan pelatihannya. Karena apabila tidak diselesaikan sebelum tanggal 15 Desember 2020, maka insentif sebesar Rp 2,4 juta tidak dapat diterima," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso seperti dikutip, Rabu (25/11/2020).

Cara Cairkan Insentif Kartu Prakerja:

- Selesaikan pelatihan hingga mendapat sertifikat;

- Jika mengikuti lebih dari satu pelatihan, maka insentif Pelatihan hanya Anda terima di pelatihan pertama;

- Beri ulasan ke Lembaga Pelatihan;

- Beri penilaian ke Lembaga Pelatihan;

- Pastikan nomor rekening bank/dompet digital sudah terverifikasi/sudah versi premium.

Bagaimana cara memverifikasi dompet digital (Ovo, Gopay, dan LinkAja?

- Buka aplikasi dompet digital- Buka bagian Pengaturan Akun

- Lakukan verifikasi data berupa Foto KTP dan Foto swafoto/selfie dengan KTP

- Tunggu proses verifikasi dari pihak aplikasi selesai

- Akun dompet digital Anda sudah berstatus premium.

Informasi saja, penerima Kartu Prakerja akan memperoleh insentif sebesar Rp 3.550.000 juta per orang. Rinciannya, bantuan pelatihan sebesar Rp 1.000.000, insentif penuntasan pelatihan sebesar Rp 600.000 per bulan selama empat bulan (Rp 2,4 juta), dan insentif survei kebekerjaan sebesar Rp 150.000. 

3 dari 4 halaman

Ini Dia Manfaat Kartu Prakerja yang Wajib Diketahui

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejumlah alasan mengapa program kartu prakerja diminati oleh masyarakat. Pasalnya, sampai dengan gelombang 11 katu prakerja yang dibuka pada tahun ini, tercatat ada 43 juta pendaftar dari seluruh Indonesia,

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menjabarkan, alasan paling banyak yang melatarbelakangi ketertarikan pendaftar kartu prakerja adalah untuk meningkatkan keterampilan kerja (Skill) yakni 48 persen. sisanya, 28 persen mangaku mengikuti program ini karena tergiur insentifnya.

“Di tengah pandemi, hampir semua masyarakat mengalami pengurangan income. Alasan (kedua) ini sah-sah aja,” ujar dia seperti dikutip, Selasa (24/11/2020).

Selain itu, melalui Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2020 ini, BPS mencatat 88,9 persen penerima Kartu Prakerja yang menyelesaikan pelatihan mengatakan program ini meningkatkan keterampilan kerja mereka.

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni P. Purbasari menegaskan komitmennya untuk menjaga kualitas pelatihan dalam ekosistem Kartu Prakerja. Serta memastikan penerima kartu prakerja dapat memperoleh manfaat semaksimal mungkin dari program ini.

Seperti diketahui, PMO Kartu Prakerja telah melakukan 3 survei evaluasi. Survei evaluasi pertama diikuti oleh 2,4 juta peserta dan survei kedua dengan 293 ribu peserta. Sementara, survei ketiga masih berlangsung saat ini.

Hasil survei mencatat bahwa 81 persen Peserta belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus sebelumnya. Lebih dari 84 persen menyatakan bahwa pelatihan Prakerja meningkatkan kompetensi, baik skilling, reskilling maupun upskilling. Selain itu, 92 persen menyatakan akan melampirkan Sertifikat Pelatihan Prakerja pada saat melamar pekerjaan.

“Jadi hasil survey ini sejalan dengan temuan BPS bahwa pelatihan Prakerja meningkatkan keterampilan kerja Peserta,” pungkas Denni.   

4 dari 4 halaman

Infografis Protokol Kesehatan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.