Sukses

Menkop UKM dorong Koperasi Kolaborasi dengan TaniHub Group

Menkop UKM mendorong komoditi yang dihasilkan koperasi bisa terserap pasar dengan harga yang bagus bagi petani.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong koperasi-koperasi sektor produksi bermitra dan berkolaborasi dengan TaniHub Group. Sehingga, komoditi yang dihasilkan bisa terserap pasar dengan harga yang bagus bagi petani.

"Oleh karena itu, saya berharap para petani bergabung dengan koperasi yang terhubung langsung dengan pasar. Jadi, petani bisa fokus menghasilkan produk yang berkualitas," kata Teten, saat kunjungan ke pabrik Processing and Packing Center (PPC) TaniHub, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jumat (20/11/2020).

Menurutnya model bisnis seperti ini harus terus dikembangkan. Saya ingin bagaimana para petani yang memiliki lahan sempit, sekitar setengah hektar, tapi bisa masuk dalam skala ekonomi.

Kalau masih dengan model seperti sekarang, Teten menegaskan  mereka tidak akan pernah bisa maju, alias kecil terus. Jadi, bisnis model yang dikembangkan TaniHub ini merupakan satu lompatan besar membangun bisnis pertanian yang melibatkan banyak orang.

Teten meyakini bila pasar komoditinya sudah ada yang menjamin atau membeli, lembaga pembiayaan pun bakal mau membiayai. Lembaga keuangan tidak akan ragu-ragu lagi, karena produknya sudah ada yang menyerap.

"Dengan infrastruktur yang lengkap yang sudah dimiliki TaniHub, Teten pun mendorong petani (melalui koperasi) bisa bermitra dengan TaniHub. Langkah ini juga untuk mewujudkan program korporatisasi pertanian," jelasnya.

Sehingga ekosistem yang sudah dibangun TaniHub tersebut merupakan bisnis model yang terkonsolidasi. Ini juga bisa dikembangkan ke sektor lain seperti perkebunan, perikanan, peternakan, dan sebagainya.

Ke depan, Teten akan menjadikan ekosistem TaniHub sebagai bisnis model korporatisasi pertanian. Di dalamnya ada petani, koperasi, offtaker (TaniHub). Termasuk akses terhadap pembiayaan.

MenkopUKM juga berkesempatan menyaksikan pengiriman perdana komoditas dari koperasi ke PPC TaniHub. Yaitu, dari Koperasi Tani Maju Sejahtera (Kecamatan Ngantang, Malang) berupa komoditi bawang merah sebanyak 500 kilogram dan bawang putih 500 kilogram. Sementara KUD Langgeng Mulyo (Kabupaten Kediri) berupa komoditi buah mangga sebanyak dua ton.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Latar Belakang

Sementara itu, Presiden Direktur TaniHub Group Pamitra Wineka bercerita latar belakang pihaknya membangun PPC TaniHub. Bayangkan, setiap mengirim buah-buahan dari Malang ke Jakarta, selama 24 jam, hampir 40 persen produk dalam kondisi rusak saat tiba di Jakarta.

Sedangkan buah Lengkeng dari Thailand, dengan lama perjalanan sekitar seminggu, tingkat kerusakan produk hanya 5 persen. Sehingga, pihaknya bangun PPC TaniHub sebagai solusi untuk masalah tersebut.

"Di PPC, pihak TaniHub membantu petani dengan langkah mencuci, mensortir, pengemasan, dan lain-lain. Kita siap mendukung petani dan koperasi, walau mereka tidak menjual komoditinya ke TaniHub," kata Eka.

Terkait kehadiran TaniHub Group, menurut Eka, lahir dari keprihatinan akan rendahnya pertumbuhan koperasi pertanian di Indonesia. Bahkan, kalangan lembaga keuangan menganggap sektor pertanian dengan label high risk atau berisiko tinggi.

"Saya pelajari kenapa dianggap high risk, ternyata berkaitan dengan penjualan dan pemasaran. Oleh karena itu, kita bentuk yang namanya TaniHub yang menghubungkan dengan pasar. Untuk memperkuat itu, kita bentuk lagi yang namanya TaniSupply untuk mengurusi supply chain, dan TaniFund untuk urusan pembiayaan," jelas Eka.

Intinya, TaniHub Group sebagai salah satu startup agritech, konsisten membangun ekosistem petani, mulai dari pembiayaan, penanaman, hingga pemasaran yang disertai dengan pendampingan dan edukasi kepada petani melalui tiga entitas bisnisnya. Yaitu, TaniHub, TaniSupply, dan TaniFund.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.