Sukses

Perhatikan! Tanda-Tanda Seorang Bos Toxic

Pekerja akan kesulitan bekerja dengan baik jika hubungan dengan supervisinya justru tidak sehat dan tidak ada rasa hormat serta kepercayaan didalamnya.

Liputan6.com, Jakarta Selama wawancara kerja, seorang kandidat biasanya akan menghabiskan waktu yang banyak untuk memahami tanggung jawab atau detail dari sebuah posisi pekerjaan.

J.T O'Donnell, pendiri sekaligus CEO dari Work it Daily, menyarankan untuk memperhatikan sikap dari supervisi kamu sendiri untuk nantinya.

Tidak peduli seberapa tinggi kualifikasi yang dipunyai untuk posisi pekerjaan terkait, O'Donnel merasa pekerja akan kesulitan bekerja dengan baik jika hubungan dengan supervisinya justru tidak sehat dan tidak ada rasa hormat serta kepercayaan didalamnya, seperti melansir CNBC, Rabu (17/11/2020).

Walaupun memang sulit untuk mengetahui sikap asli dari supervisi kamu jika memang belum pernah bekerja dengannya, tapi ada satu pertanyaan rekomendasi dari O'Donnell yang bisa ditanyakan untuk bisa memprediksi gaya kepemimpinan serta prinsip kerja yang diterapkan:

"Apakah anda bisa cerita orang paling sukses yang pernah anda pekerjakan, dan hal apa yang mereka lakukan untuk memberikan sebuah kesan untuk anda?"

Jika misalnya kamu sedang mencari tempat kerja yang mempunyai sistem kerja yang sehat, tapi kamu mendengar tipe jawaban seperti ini dari bos atau supervisi kamu:

"Orang yang paling sukses yang pernah saya pekerjakan adalah Jim. Dia itu orangnya pekerja keras, selalu pertama yang datang dan paling terakhiruntuk pulang. Tidak hanya dirinya membawa begitu banyak klien baru, tapi dirinya juga selalu merespon email secara cepat dan selalu datang sebelum meeting dimulai."

Apakah pernyataan tersebut terdengar sebagai tempat yang kerja sehat? O"Donnell berpendapat jika jawaban atasan kamu tidak menyebutkan sedikutpun keseimbangan antara kerja dan kehidupan, maka hal itu bisa menjadi tanda bahwa atasan tersebut punya perilaku toxic.

O"Donnell mengaku bahwa dirinya telah melihat begitu banyak contoh pekerja yang merasa begitu kelelahan akibat ekspektasi daria tasan yang tidak realistis. O'Donnel berpendapat bahwa bos yang baik, biasanya akan menjawab dengan tipe jawaban sebagai berikut:

"Sangat sulit sebenarnya! Karena hampir semua di tim kami merupakan pekerja yang baik. Tapi saya akan pilih Sonya sebagai contoh, yang baru saja naik jabatansebagai posisi senior. Dia merupakan sosok orang yang tidak pernah takut untuk mengutarakan ide, walaupun terkadang ide tersebut tidak selalu bekerja dengan baikdan dia juga bisa membantu kita mendapatkan lebih banyak klien. Tapi secara keseluruhan saya suka dengan energi positif dan antusiasme yang selalu dibawa olehSonya terhadap apapun yang kami lakukan."

Ini adalah alasan O"Donnell mengapa jawaban tersebut mengindikasikan seorang pemimpin yang baik:

  • Memulai jawabannya dari mengapresiasi seluruh anggota tim- Akan selalu ada yang namanya pegawai atau pekerja favorit, tapi pemimpin yang baik selalu menyatakan bahwa kerjasama tim itu selalu dihargai.
  • Menawarkan jalan kesuksesan di perusahaanya- Sangat jelas kualitas yang dimiliki oleh atasan, jika pekerja yang akansukses adalah karyawan yang mempunyai pemikiran maju, goal-oriented, dan bisa bekerja sama dengan orang lain.
  •  Mendorong sebuah perkembangan- Kenaikan jabatan merupakan sebuah hal yang baik. Kamu tidak mau bekerja di tempat kerjayang tidak menawarkan atau mendorong sebuah perkembangan karir.

 

 

 

Saksikan Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenali

Berikut ini adalah cara-cara lain rekomendasi O"Donnel untuk mengindentifikasi bos yang baik ataupun toxic

1. Cek LinkedIN

Gunakan website ini untuk meriset hal-hal seperti, loyalitas karyawannya. Pergantian karyawan yang terlalu sering bisa menjadi indikasi awalbahwa atasan tersebut merupakan orang yang toxic

2. Observasi Lingkungan Kerja Sekitar

Jika kamu akan melakukan interview di kantor, perhatikan dengan cermat bagaimana karyawan berinteraksi dengan satu sama lain. Apakah mereka terlihat senang, berenergi? Atau terlihat stress atau terlalu serius? Apakah mereka terlihat nyaman berbicara dengan satu sama lain? Atau justru mereka hanya tertundukke meja kerja mereka?

3. Perhatikan Gaya Komunikasi

Jangan meremehkan tindakan atau sikap yang tidak profesional ataupun tidak sopan, seperti misalnya tidak menjawab email dengan periode waktu yang lama,(ataupun jika dirinya menjawab email yang sudah tidak lama menjawab, tidak ada pernyataan maaf), atau misalnyaterus menyela selama proses interview berlangsung.

4. Tanyakan Pertanyaan Seputar Gaya Sikap

Contohnya :

- Bagaimana anda mendeskripsikan gaya manejemen yang diterapkan?- Bagaimana cara anda menangani karyawan yang mempunyai performa dibawah ekspektasi anda?- Pernahkah anda memberikan sebuah penghargaan terhadap kinerja baik dan kerja keras terhadap karyawan anda?

 

 

Reporter: Yoga Senjaya Putra

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.