Sukses

Jakarta International Stadium Bakal Tarik 5.000 Pekerja di 2021

Proyek Jakarta International Stadium ingin menimbulkan efek domino dan menghidupkan ekonomi sekitar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro target menyelesaikan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) pada akhir 2021. Konstruksi stadion berkapasitas 82 ribu penonton ini secara total menelan biaya hingga Rp 4,4 triliun.

Selain stadion, pengerjaan JIS juga meliputi beberapa proyekan lain seperti lapangan latihan hingga area komersial di sekitar. Proses pengerjaannya turut melibatkan tenaga kerja di luar pekerja milik tim Kerja Sama Operasi (KSO) pemegang proyek, seperti Wijaya Karya (Wika), PT Pembangunan Perumahan (PP) dan Jaya Konstruksi.

Corporate Communication dan Commercial Jakpro Arnold Kindangen mengatakan, untuk 2020 saja pihaknya telah menggaet 1.600 tenaga kerja di luar vendor. Jumlah tersebut rencananya bakal dinaikan hingga tiga kali lipat lebih pada 2021 mendatang.

"Kondisi kita sudah menyerap sekitar 1.600 pekerja. Target kita untuk di 2021 itu bisa sampai 5.000 (tenaga kerja)," kata Arnold kepada Liputan6.com, seperti dikutip Sabtu (24/10/2020).

Kebutuhan 5.000 tenaga kerja tambahan tersebut didapat pasca melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Menurut dia, Jakpro bisa membuka 5.000 lapangan kerja di proyek JIS dari hulu ke hilir.

Arnold menyatakan, proyek Jakarta International Stadium ini ingin menimbulkan efek domino dan menghidupkan ekonomi sekitar. Oleh karenanya, Jakpro mencari partner-partner bisnis yang bisa melengkapi pola demand dan supply pembangunan stadion.

"Misal, dengan kita bangun ini (JIS), secara tidak langsung kita bisa bantu untuk UMKM sekitar kita. Ada usaha-usaha kecil yang bisa turut meramaikan. Jadi tidak hanya tenant-tenant besar saja, tapi kita juga bisa memberdayakan UMKM juga," tuturnya.

Selain di lingkungan proyek seluas 22 ha ini, ia menyampaikan, Jakpro juga telah mendapat arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memberdayakan Danau Sunter, yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Jakarta International Stadium.

"Kita juga dapet penugasan untuk turut mengelola Danau Sunter (buat drainase). Jadi nanti Danau Sunter itu kita rencana akan menyediakan jogging track juga," ujar Arnold.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiru Qatar, Atap Jakarta International Stadium Bisa Buka-Tutup

Sebelumnya, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro ingin membuat Jakarta International Stadium sebagai stadion multifungsi yang bisa dipakai untuk berbagai gelaran di luar sepakbola. Salah satu fasilitas yang dipersiapkan yakni atap buka-tutup.

Corporate Communication dan Commercial Jakpro Arnold Kindangen mengatakan, pihaknya akan mengimpor bahan material untuk membangun atap stadion dari China. Keputusan itu diambil lantaran BUMD di bawah Pemprov DKI ini telah belajar dari Qatar, yang sukses membuat stadion dengan konsep buka-tutup atap seperti Khalifa International Stadium.

 

"Khusus untuk kondisi struktur atap itu kita impor dari China. Karena kita belajar juga dan melihat dari kondisi pembangunan di Qatar. Jadi di Qatar mereka menggunakan konstruksi atapnya dari China," jelasnya pada Liputan6.com, Jumat (23/10/2020).

Arnold menjelaskan, konstruksi atap Jakarta International Stadium termasuk yang porsi pembangunannya paling besar. Biasanya bisa mencapai 40-50 persen dari total biaya pembangunan stadion.

"Tapi untuk pembangunan atap Jakarta International Stadium kontribusinya hampir sekitar 25 persen dari total biaya," kata dia.

Secara spesifik, ia belum bisa menyampaikan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk mengimpor bahan material buka-tutup atap stadion dari China. Untuk total biaya pembangunan Jakarta International Stadium sendiri menelan biaya Rp 4,4 triliun.

Ditargetkan pembangunan Jakarta International Stadium secara keseluruhan bakal rampung pada akhir 2021. Menurut Arnold, Jakpro bakal menyesuaikan target jika nantinya musim penghujan disertai fenomena La Nina bakal terjadi pada akhir 2020 hingga awal 2021.

"Target penyesuaian akhir 2021. Dalam perjalanannya menyesuaikan dengan kondisi perkembangan yang ada pastinya. Misal dari faktor cuaca, kondisi pandemi, itu pasti turut berpengaruh secara tidak langsung," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.