Sukses

Waduk Pengendali Banjir di Kendari Ditargetkan Rampung November 2020

Waduk Pengendali Banjir di kawasan Sungai Wanggu Kendari di atas lahan 3 ha dengan volume tampungan 150 ribu m3.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari tengah membangun kolam retensi atau waduk pengendali banjir di kawasan Sungai Wanggu Jalan Boulevard, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Wilayah itu yang kerap disambangi banjir saat curah hujan dengan intensitas tinggi.

Waduk pengendali banjir ini berfungsi untuk menampung luapan banjir dari Sungai Wanggu sehingga bisa mengurangi luas genangan banjir pada DAS Wanggu ketika hujan turun dengan intensitas di atas Q25 serta bersamaan dengan naiknya permukaan air laut.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari, Haeruddin C Maddi, mengatakan pembangunan kolam retensi pengendali banjir tersebut dimulai sejak 17 Maret 2020. Pengerjaannya ditargetkan selesai pada 28 Desember 2020, dengan durasi pelaksanaan 287 hari kalender.

"Progres pembangunan waduk pengendali banjir saat ini mencapai 87,53 persen. Kami berupaya penyelesaian pekerjaannya pun dipercepat menjadi November 2020," terang Haeruddin, Sabtu (24/10/2020).

Haeruddin menambahkan, saat ini rencana Waduk Pengendali Banjir Baruga baru pada tahap detail engineering design (DED). Waduk ini dirancang dengan luas genangan 75 hektar dengan volume tampungan 2,5 juta meter kubik.

Pembangunan kolam retensi Sungai Wanggu pekerjaannya terbagi menjadi dua bagian, yakni kolam retensi hulu dan hilir.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Luas Waduk

Kolam retensi hulu dibangun di atas lahan 3 ha dengan volume tampungan 150 ribu m3. Kolam retensi ini dibangun dengan konsep natural yang berbasis ramah lingkungan, memiliki tanggul keliling berelevasi 5 meter dengan rumput gebalan dan bangunan Inlet-outlet pasangan batu kosong.

Sementara untuk kolam retensi hilir dibangun seluas 5,9 ha dengan daya tampung 177 ribu m3 dengan konstruksi pasangan batu dan beton bertulang. Kolam retensi ini nantinya juga berpotensi menjadi lokasi wisata baru karena berfungsi juga sebagai ruang terbuka publik saat musim kering. Fasilitas yang tersedia antara jogging track dan teater terbuka.

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menuturkan, Kota Kendari mirip dengan Jakarta yang memiliki Sungai Ciliwung, dibelah oleh Sungai Wanggu sebagai sungai utama yang membentang dari hulu sampai hilir.

"Tak hanya Kendari, sebagian besar kota-kota di Indonesia sebagian besar memiliki masalah yang sama, yakni banjir. Karena itu, kami membangun sistem pengendali banjir dengan mengadopsi sistem hulu - hilir yang sudah diterapkan di Sungai Citarum dan Sungai Ciliwung," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Check Dam

Endra melanjutkan, pembangunan sistem pengendali banjir ini dilakukan secara menyeluruh. Di bagian hulu, akan dibangun enam check dam yang pekerjaannya dimulai pada 2021 mendatang.

"Check dam ini berfungsi sebagai pereduksi kecepatan banjir, dan penghalau sedimentasi agar laut tidak terjadi pendangkalan. Di bagian tengah akan dibangun Kolam Retensi Baruga, sedangkan di hilir akan dilengkapi tanggul sungai hingga muara," tutur Endra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.