Sukses

BI Siapkan Peta Jalan Pengembangan Kemandirian Ekonomi Pesantren

Untuk mengoptimalkan ekosistem keuangan syariah yang lebih kuat dia menilai perlu dukungan dari pesantren.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan menjadi akselerator dan inisiator program dan strategi pendalaman pasar keuangan syariah nasional. Untuk menjalankan tersebut, BI memerlukan dukungan semua pihak, termasuk pesantren.

"Kami menempatkan peran sebagai akselerator dan inisiator dalam berbagai program dan strategi pendalaman pasar keuangan syariah. Ini blueprint keuangan syariah yang kami terapkan," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam webinar Hari Santri Nasional, Kamis (22/10/2020).

Kendati demikian, untuk mengoptimalkan ekosistem keuangan syariah yang lebih kuat dia menilai perlu dukungan dari pesantren. Mengingat perannya selama ini sebagai pusat pendidikan dan dakwah bagi umat Islam di tanah air.

"Lebih dari itu pesantren juga bisa menjadi pusat-pusat kegiatan ekonomi. Sehingga terwujud kemandirian ekonomi pesantren dan jadi momentum pesantren untuk berperan aktif dalam pengembangan ekonomi syariah," jelas dia.

Maka dari itu, BI mengadopsi berbagai program penguatan dalam peta jalan program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren pada 2017-2025.

Diantaranya pengembangan dan replikasi model bisnis usaha syariah di pesantren, standardisasi laporan keuangan pesantren, pengembangan platform digital, platform pasar virtual, pengembangan center of excellent hingga pembentukan holding ekonomi dan bisnis pesantren nasional.

Lalu, BI juga memperkuat sektor pertanian agar lebih terintegrasi dan berbasis komunitas dan digital dengan menggandeng 10 pesantren binaan di Jawa Barat menggunakan metode green house. Tujuannya meningkatkan hasil produksi pertanian juga memelihara ekosistem alam secara berkelanjutan.

"Terakhir, kami juga mengoptimalkan peran keuangan sosial syariah melalui green wakaf dan dana wakaf tunai. Nantinya akan dikelola nazhir untuk mendukung usaha pertanian baik pembebasan lahan dan penyediaan infrastruktur pendukung produksi pertanian di pesantren," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagian dari Jihad, Sri Mulyani Ajak Santri Pesantren Bantu Ekonomi Masyarakat

Peringatan Hari Santri Nasional pada tahun ini terasa berbeda, mengingat Indonesia masih dihadapkan pada persoalan pandemi Corona. Akibatnya banyak masyarakat banyak dihadapkan pada kondisi ekonomi sulit sering terganggunya berbagai aktivitas sosial maupun ekonomi nasional akibat Corona.

Menyikapi hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai salah satu pembicara dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2020 memberikan pesan khusus. Yakni, mengajak para santri dan pesantren untuk saling gotong royong membantu pemerintah dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.

"Di tengah pandemi yang banyak memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi. Saya berharap santri dan pesantren akan menjadi sumber inspirasi terhadap daya tahan dan daya mampu ekonomi untuk terus berkreasi di dalam cobaan Covid-19," ujar dia dalam webinar bertajuk "Akselerasi Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pesantren dan Komunitas dalam rangka Hari Santri Nasional", pada Kamis (22/10).

Sri Mulyani mengatakan, santri dan pesantren berperan penting dalam membantu pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. Musababnya pesantren dianggap mempunyai hubungan yang erat dengan masyarakat.

Oleh karena itu, dia menaruh harapan besar kepada para santri dan pesantren di seluruh wilayah Indonesia Indonesia untuk mampu menjalankan pernah penting mengemban amanah sebagai sentra ekonomi kerakyatan. Juga sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.

"Karena ini merupakan salah satu wujud jihad dalam memberdayakan dan meningkatkan kapasitas perekonomian masyarakat kita. Karena sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang paling bermanfaat bagi masyarakat," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.