Sukses

Sukses Berbisnis Bunga Kering, Wanita Ini Raup Omzet Rp 20 Juta per Bulan

Berawal dari kerisauannya melihat bunga fresh dalam bentuk buket yang mudah layu, Yenny (28) mendapat ide untuk berinovasi dengan bunga kering.

Liputan6.com, Jakarta - Berawal dari kerisauannya melihat bunga fresh dalam bentuk buket yang mudah layu, Yenny (28) mendapat ide untuk berinovasi dengan bunga kering. Ia merangkai aneka bunga kering menjadi lebih cantik, dan memiliki nilai jual yang tinggi dalam bentuk frame bunga agar lebih awet.

Perempuan asal Jakarta ini, memulai usaha frame flower dengan brand Flowertale Studio pada 2018 lalu. Awalnya ia menjual bunga fresh namun  sering terjadi masalah yakni bunga hanya bertahan selama 3 hari lalu layu.

“Kita berpikir lebih dalam bagaimana kita menjalankan konsep bunga yang bisa bertahan lama, jadi terciptalah flower tale studio yang menjual bunga kering yang berasal dari bunga asli yang dikeringkan sehingga tahan lebih lama, dan itu bunga-bunga yang sudah kita pilih dan riset, dipilih bunga yang benar-benar cocok untuk dikeringkan,” kata Yenny kepada Liputan6.com, Minggu (18/10/2020).

Ia menjelaskan Flowertale Studio adalah spesialis kado bunga dalam frame, dengan menggunakan bunga asli yang diawetkan menjadikan kado bunga tahan hingga selamanya, sehingga cocok dijadikan sebagai hadiah untuk momen spesial orang-orang terdekat, agar kenangan manis hari spesialnya dapat awet dan bertahan lama hingga sepanjang masa.

Dengan modal Rp 30 juta ia membeli perlengkapan dan alat untuk Menyusun dan merangkai bunga kering dalam bentuk frame yang cantik. Biasanya per hari ia mampu memproduksi 2-3 items saja, lantaran sistem penjualannya made by order. Harganya bervariasi mulai dari Rp 80 ribu hingga Rp 650 ribu.

Yenny mampu meraih omzet Rp 15-20 juta sebelum pandemi covid-19. Namun setelah pandemi ada penurunan yakni 10-20 persen, lantaran orang-orang lebih memprioritaskan kebutuhan sehari-hari dan Kesehatan selama pandemi.

Kendati begitu, ia tetap optimis dan melakukan berbagai upaya agar bisnis bunga keringnya bisa terus bertahan di tengah keadaan yang tak pasti ini. salah satunya dengan mengendorse kepada influencer agar produknya semakin dikenal publik.

Untuk saat ini pihaknya masih dibantu oleh 2 staff, namun kedepannya ia ingin menambah staf dan mempekerjakan banyak orang agar pengerjaan bunga keringnya bisa terkoordinir dengan cepat.

“Kita sih sebenarnya pengen punya (toko offline), tapi aku lebih ingin banyakin karyawan, kalau untuk offline-nya pengen Kerjasama dengan beberapa store untuk menitipkan barang. Kan kalau banyak karyawan kita tidak keteran saat banyak pesanan harus teliti,” jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemasaran

Sementara untuk pemasarannya sendiri, produk bunga kering Yenny sudah sampai ke Papua, dirinya mengaku sudah 3 kali menerima orderan dari Papua, tak hanya itu sebelumnya ia juga sering menerima orderan dari kota lain seperti Makassar, Kalimantan, Riau, Bali dan lainnya.

Lanjut Yenny,  ia lebih menyasar kawula muda atau generasi milenial. Produk bunga keringnya ini banyak dipesan untuk kado wisuda, anniversary pernikahan atau lainnya, grand opening, mahar dan sebagainya.

Demikian ia berpesan kepada generasi cuan, jangan menyerang disuatu saat ini, teruslah berupaya bekerja keras agar usaha tetap bertahan dan berkembang.

“Badai pasti berlalu, kita tidak boleh patah semangat kita mungkin tidak bisa sukses secara cepat, tapi percayalah dengan kerja keras terus menerus pasti bisa, tidak ada usaha yang menghianati hasil,” pungkasnya.   

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.