Sukses

Penjualan Food Station Tjipinang Jaya Turun 35 Persen selama pandemi

Food Station Tjipinang Jaya fokus untuk memperbanyak private brand.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengakui, pandemi Covid-19 turut menghantam kinerja BUMD pangan yang dia pimpin.

Secara keseluruhan, penjualan Food Station turun 35,9 persen selama pandemi. Beban naik 24 persen, perdagangan tradisional anjlok 67,37 persen meski perdagangan komersial modern naik 47,23 persen. Arief tidak mengelak jika kondisi ini menjadi tantangan bagi perusahaan.

Untuk bertahan di tengah situasi ini, Arief menyatakan Food Station Tjipinang Jaya fokus untuk memperbanyak private brand.

"Jadi produk-produk kita harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, jadi buyer kita siapa, kalau ada minimarket kita buatkan private brand," ujar Arief dalam webinar, Jumat (16/10/2020).

Data Food Station menunjukkan, penerapan private brand ini berkontribusi sebanyak 60,42 persen dari perjualan. Tak hanya itu, pihaknya juga fokus mengembangkan produk baru dengan target 8 produk dalam 4 bulan.

Arief juga menegaskan, masa pandemi membuat Food Station Tjipinang Jaya mencoba segala cara agar distribusi kebutuhan pokok baik untuk pelayanan publik maupun komersial berjalan dengan baik. Sebagaimana diketahui, Food Station menjadi penyuplai utama kebutuhan pangan DKI Jakarta dan bertanggung jawab melayani 20 persen masyarakat DKI Jakarta pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Nggak hanya offline, online, apapun dikejakan nanti progressnya seperti apa nanti dikembangkan. Tapi kita harus masuk area itu," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sikap Adaptif

Sebagai infromasi, penjualan produk Food Station melalui e-commerce besar meroket sebesar 511 persen. Hal ini menunjukkan, strategi berjualan secara daring memberi benefit yang baik untuk kinerja Food Station.

Arief juga menambahkan, pengusaha harus memiliki sikap adaptif dengan kondisi yang akan datang. Kendati sudah mempersiapkan rencana dan pola bisnis, kondisi nasional dan global bisa saja tiba-tiba berubah.

"Kita harap jika ingin kembali normal tentu yang nomor 1 vaksin, begitu vaksin ada, pasti nanti obat, vitamin, segala macem akan membantu kita semua berbisnis," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.