Sukses

Penyerapan Dana PEN Capai 48 Persen, Insentif Usaha Paling Rendah

Pemerintah mengatakan penyerapan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 7 Oktober 2020 mencapai 48 persen

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan penyerapan anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) per 7 Oktober 2020 mencapai 48 persen atau Rp 331,29 triliun dari total pagu Rp 695,2 triliun.

“Terkait pemulihan ekonomi, penyerapan pagu sudah Rp 331,29 triliun atau 48 persen dari pagu total Rp 695 triliun di September terjadi kenaikan Rp 315 triliun dan sampai 7 Oktober terjadi kenaikan 16,46 persen atau Rp 331,94 triliun,” kata Airlangga dalam Keterangan Pers Rapat Terbatas "Laporan Komite Penanganan COVID-19 dan PEN", Selasa (12/10/2020).

Adapun rincian penyerapan dana PEN sebagai berikut:

- Klaster kesehatan terhadap pagu realisasinya 87,5 persen

- Perlindungan Sosial sebesar 78 persen

- Sektoral Pemda 26 persen

- UMKM 73 persen

- Insentif Usaha 23 persen

“Dari segi program perlindungan sosial ini hampir 96 persen bisa dilaksanakan kemudian yang menjadi catatan adalah beberapa K/L masih perlu didorong kembali khusus realisasi program PEN diperkirakan akan mencapai 99-100 persen di akhir tahun,” ujarnya.

Selain itu, ada catatan terhadap beberapa K/L yang anggarannya di bawah 50 persen, K/L-K/L yang besar tapi yang lainnya sudah rata-rata di atas 65 persen secara keseluruhan. Sementara untuk  12 K/L terbesar 54,12 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses Administrasi Bikin Realisasi Dana PEN untuk Korporasi Belum Optimal

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani mengungkapkan salah satu penyebab realisasi anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) di korporasi belum juga berjalan. Salah satunya karena terkendala proses administrasi dan regulasi.

Dia mengatakan, pembiayaan korporasi sendiri merupakan pembiayaan untuk perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena dari pagu anggaran sebesar Rp56,3 triliun, sebanyak Rp50 triliun itu untuk BUMN sendiri. Baik bersifat dana talangan maupun penyetoran modal ke BUMN.

"Memang untuk korporasi ini baru keluar PMK hanya untuk penjaminan yang diberikan oleh pemerintah melalui LPEI dan PII yang jumlahnya kurang lebih penjaminan yaitu Rp10 triliun jadi penjaminannya kurang lebih sampai Rp100 triliun," kata Rosan dalam diskusi virtual di Jakarta, Kamis (8/10).

Dia menambahkan, untuk UMKM sendiri sebetulnya sudah diberikan kepada Askrindo dan Jamkrindo dengan jaminan kurang lebih Rp6 triliun. Sementara korporasi di UMKM baru satu yang sudah jalan yakni baru sebesar Rp17,1 miliar dari pagu kurang lebih Rp100 triliun.

"Dan ini kita dorong terus karena secara implementasinya secara kaku. Kita terus memberikan masukan untuk memastikan bahwa korporasi yang kontribusinya ke pajak itu 84 persen. Dan UMKM merupakan bagian dari produksi dari korporasi itu benar-benar bisa juga didorong untuk memastikan kita bisa berjalan di tengah tantangan ini," katanya

Sebelumnya, Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, melaporkan realisasi anggaran mulai 4 Juli hingga 30 September yang telah disalurkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, mencapai Rp 318,5 triliun.

"Secara signifikan di kuartal III ini secara total sudah Rp 318,5 triliun yang kita salurkan sejak didirikannya Satgas ini dibentuk pada Juli 2020 dari total target Rp 695,2 triliun dan kita berdoa mudah-mudahan penyaluran di Kuartal III Ini bisa memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap pertumbuhan ekonomi kita," kata Budi dalam konferensi pers pelaporan realisasi dana PEN secara virtual, Rabu (7/10).

Dia menjelaskan, secara detail ada 4 program yang menjadi fokus khusus penyaluran PEN yakni perlindungan sosial, Sektoral K/L dan Pemda, UMKM, dan Pembiayaan Korporasi.

"Hampir semuanya juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi khususnya untuk pembiayaan koperasi yang masih 0 persen, memang ini sifatnya besar-besar dan canggih artinya sekaligus akan masuk diharapkan di Kuartal keempat ini sebagian besar dari mereka akan cair," jelasnya.

Dirinya optimis hingga akhir tahun 2020 seluruh dana PEN bisa disalurkan. Selanjutnya ia memaparkan akselerasi atau kemajuan penyaluran PEN sejak 4 Juli telah mampu merealisasikan Rp 117 triliun dan pihaknya telah berhasil menaikkan Rp 268 triliun pada 5 September 2020.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.