Sukses

Proyek Bendungan Semantok Nganjuk Ditargetkan Rampung di 2021

Kemeneterian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Waduk ini memiliki kapasitas daya tampung 32,6 juta m3 untuk mendukung ketahanan pangan dan air di Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.

Di samping itu kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

"Dengan demikian pembangunan bendungan yang diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (8/10/2020).

Pembangunan Bendungan Semantok dikerjakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR. Selain menjaga ketahanan air, bendungan ini juga berfungsi untuk meminimalisir banjir yang terjadi di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, serta menahan air yang berlimpah saat musim penghujan.

Bendungan ini juga berfungsi untuk mendistribusikan air saat musim kemarau agar tidak terjadi kekeringan pada areal persawahan, sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian atau intensitas panen di Kabupaten Nganjuk.

Lokasi Bendungan Semantok yang terletak di aliran Sungai Semantok tersebut memiliki tinggi bendungan utama sepanjang 34 meter dengan lebar puncak 9 meter tersebut dengan luas genangan seluas 365 ha.

Pekerjaan konstruksi Bendungan Semantok dilaksanakan sejak 2017 dan terdiri dari dua Paket pekerjaan. Paket 1 dilaksanakan kontraktor PT Brantas Abipraya–PT Pelita lewat sistem Kerja Sama Operasi (KSO) dengan anggaran Rp 939 miliar.

Progres fisiknya telah mencapai 48,3 persen dengan lingkup pekerjaan berupa tubuh bendungan bagian kiri, intake ngomben, bangunan fasilitas, instrumentasi,dan jalan masuk.

Sedangkan untuk Paket 2 dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya–PT Bangun Nusa (KSO) dengan anggaran sebesar Rp 876 miliar. Progres fisiknya telah mencapai 49,8 persen dengan lingkup pekerjaan tubuh bendungan bagian kanan, pengelak, intake, pelimpah, dan instrumentasi.

Secara keseluruhan, konstruksi Bendungan Semantok ditargetkan rampung pada 2022.

Waduk tipe zonal urugan random batu dengan inti tegak tersebut nantinya akan mereduksi debit banjir kurang lebih 30 persen. Lalu sebagai penyediakan air untuk irigasi seluas 1.900 ha, air baku sebesar 312 liter per detik, dan pemeliharaan sungai di hilir bendungan sebesar 30 liter per detik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selesai 2022, Bendungan Sadawarna Pasok Air Baku ke Kawasan Patimban

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sadawarna untuk memasok air baku sebesar 4.50 m3 per detik untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.

"Kami akan mendukung pengembangan Kawasan Patimban sebagai pusat kegiatan kepelabuhanan dan industri dengan pasokan air baku yang memadai," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kamis (24/9/2020).

Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 km, mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.

Dengan luas genangan 720 ha, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir di 3 kabupaten yang dilalui Daerah Aliran Sungai (DAS) Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26,90 m3 per detik.

Pembangunan Bendungan Sadawarna dimulai sejak kontrak pada November 2018 dan ditargetkan selesai Oktober 2022. Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dengan total biaya APBN sebesar Rp 1,89 triliun.

Konstruksi Bendungan Sadawarna dibagi dalam dua paket, yakni paket pertama dikerjakan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Wijaya Karya-PT Daya Mulia Turangga-PT Barata Indonesia dengan nilai kontrak sebesar Rp 999 miliar.

Pekerjaan Paket I meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak. Progres pengerjaan Paket I pada TA 2020 hingga pertengahan September mencapai 38,8 persem.

Sedangkan Paket II Bendungan Sadawarna dikerjakan KSO PT Nindya Karya–PT Adhi Karya senilai Rp 907,6 miliar yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas. Progres konstruksi untuk TA 2020 mencapai Rp 50,45 persen. Secara keseluruhan konstruksi bendungan untuk Paket I mencapai 16,3 persen dan Paket II 23,2 persen (multi years contract/MYC).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.