Sukses

Harga Minyak Turun Lebih dari 2 Persen karena Kekhawatiran Kelebihan Pasokan

Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,15 atau 2,7 persen menjadi USD 41,51 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun hampir 2 persen pada perdagangan Rabu setelah Presiden AS Donald Trump memupuskan harapan untuk paket stimulus lain guna meningkatkan ekonomi yang dilanda virus Corona. Selain itu, penurunan harga minyak ini juga dampak persediaan minyak mentah AS yang naik dalam seminggu terakhir.

Dikutip dari CNCB, Kamis (8/10/2020), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,15 atau 2,7 persen menjadi USD 41,51 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 72 sen atau 1,8 persen pada USD 39,95 per barel.

Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows pada hari Rabu mengatakan dia tidak optimis bahwa kesepakatan komprehensif dapat dicapai pada bantuan keuangan COVID-19 dan bahwa pemerintahan Trump mendukung pendekatan yang lebih sedikit demi sedikit.

“Trump menarik diri dari negosiasi bantuan menghasilkan banyak ketidakpastian tentang ekonomi,” kata Harry Tchilinguirian, Kepala Penelitian Komoditas di BNP Paribas.

Harga minyak juga terpukul oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS yang sedikit lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak mentah naik 501.000 barel dalam sepekan hingga 2 Oktober menjadi 492,9 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang kenaikan 294.000 barel. Baik persediaan bensin dan sulingan turun.

“Ketidakmampuan untuk mengoordinasikan paket stimulus lain berdampak negatif pada sentimen permintaan, tetapi data menunjukkan bahwa kami mungkin memiliki sesuatu untuk didorong,” kata Tony Headrick, Analis Pasar Energi di CHS Hedging.

Perusahaan energi mengamankan anjungan lepas pantai dan mengevakuasi pekerja pada Selasa, untuk keenam kalinya tahun ini. Ini karena Badai Delta mengancam produksi minyak AS di Teluk Meksiko.

Badai tersebut telah menutup 29 persen produksi minyak lepas pantai di Teluk, yang menyumbang 17 persen dari total produksi minyak mentah AS.

Di Norwegia, serikat pekerja Lederne mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka akan memperluas pemogokan minyak mulai 10 Oktober kecuali kesepakatan upah dapat dicapai. Enam ladang minyak dan gas lepas pantai ditutup pada hari Senin karena pemogokan, memotong kapasitas produksi Norwegia sebesar 8 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Indonesia Anjlok usai Kasus Covid-19 Terus Meningkat

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia, ICP September turun sebesar USD 4,2 per barel ke level USD 37,43 barel dari Agustus, yakni USD 41,63 per barel. Perkembangan Covid-19 membuat para pelaku pasar kembali memperhitungkan permintaan minyak global. 

"Sebaran virus corona dalam sebulan cukup memberikan efek domino terhadap permintaan dan harga (minyak mentah) di pasar internasional," kata Agung, di Jakarta, Rabu (7/10/2020).

Penetapan ICP September ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 191 K/12/MEM/2020 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2020 yang diundangkan sejak tanggal 2 Oktober 2020.

Selain penyebaran Covid-19, langkah OPEC+ dalam menindak negara yang gagal mematuhi pemotongan produksi, bahkan rencana pertemuan luar biasa di bulan Oktober menjadi sentimen negatif bagi penetapan ICP bulan September.

Penyebab lainnya adalah keberadaan ketersediaan minyak mentah, bensin, dan distilat Amerika Serikat (AS) di pertengahan bulan September. Berdasarkan laporan US Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah turun 1,6 juta barel, bensin turun 4 juta barel, dan distilat turun 3,4 juta barel. 

"Harga minyak juga dipengaruhi kurs dolar Amerika yang melemah terhadap mata uang utama lainnya," jelas Agung.

Meski pada akhir minggu lalu, harga minyak dunia sempat mengalami penguatan akibat paket stimulus ekonomi yang dikucurkan oleh Pemerintah Amerika Serikat, hal tersebut belum mampu mendongkrak harga minyak melampaui bulan sebelumnya.

3 dari 3 halaman

Daftar Harga Minyak Rata-Rata

Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada September 2020 dibandingkan dengan Agustus 2020, sebagai berikut:

Dated Brent turun sebesar USD 4,01 per barel dari USD 44,82 per barel menjadi USD 40,81 per barel.

WTI (Nymex) turun sebesar USD 2,76 per barel dari USD 42,39 per barel menjadi USD 39,63 per barel.

Brent (ICE) turun sebesar USD 3,15 per barel dari USD 45,02 per barel menjadi USD 41,87 per barel.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.