Sukses

Dukung Dunia Pendidikan, BI Beri Beasiswa ke 39 Perguruan Tinggi

BI menyerahkan beasiswa bagi 39 Perguruan Tinggi sebagai bentuk kepedulian kepada dunia pendidikan di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai bentuk kepedulian Bank Indonesia (BI) kepada dunia pendidikan di dalam negeri, BI menyerahkan beasiswa bagi 39 Perguruan Tinggi.

Melihat perkembangan kebutuhan pasar tenaga kerja, pada 2020 ini BI tidak hanya memberikan beasiswa untuk S1, namun juga untuk pendidikan vokasi (D3).

“Selain memberikan beasiswa di S1, pada tahun ini BI memberikan beasiswa kepada mahasiswa D3 vokasi, dikarenakan pendidikan global saat ini mengalami pergeseran tren yang mengarah pada peningkatan lulusan tenaga kerja yang terampil dan aplikatif,” ujar Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono dalam sambutannya pada penyerahan beasiswa BI, Rabu (30/9/2020).

Hal ini, lanjut Doni, sejalan dengan program pemerintah untuk mendukung kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya untuk memenuhi kebutuhan industri.

“Hal ini menjadi relevan karena vokasi menekankan pengembangan yang praktek terapan yang bukan bersifat teoritis. Hal ini tentunya akan memberikan nilai tambah dibanding dengan pendidikan akademi,” kata dia.

Hingga saat ini, pengembangan kapasitas SDM Bank Indonesia telah dilakukan di 175 perguruan tinggi. Terdiri dari 119 Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan 56 Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan jumlah penerima sebanyak 25 ribu orang.

“175 perguruan tinggi ini nanti akan melakukan perjanjian kerjasama terutama dalam pembinaan di Departemen Komunikasi di 46 kantor perwakilan Bank Indonesia yang ada di seluruh Indonesia,” kata Doni.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gubernur BI: Digitalisasi Perbankan Tak Sekadar Elektronifikasi Layanan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjabarkan beberapa hal yang perlu dilakukan perbankan dalam transformasi digital. Langkah ini perlu dilakukan agar digitalisasi perbankan tidak hanya sekadar mengelektronifikasi layanan perbankan.

"Transformasi digital banking ini beda dengan mengelektronikkan banking. Ini lebih jauh dari meng-IT-kan kegiatan perbankan," kata Perry dalam Webinar bertajuk "Traditional Banks VS Challenger Bank", Jakarta, (29/9/2020).

Digitalisasi perbankan harus menciptakan interaksi yang berkelanjutan antara bank dengan nasabah, sehingga hal yang perlu dilakukan bank pertama kali adalah melakukan transformasi teknologi informasi.

Berbagai layanan perbankan dituntut untuk saling berintegrasi. Dana, kredit, nasabah dan SDM perbankan harus saling berintegrasi. Untuk melakukan ini perlu dibangun infrastruktur yang mendukung dalam hal pengintegrasiannya.

"Infrastruktur itu yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi ini. Tidak hanya untuk mesin ke mesin, tetapi untuk satu sama lain, infrastruktur ini jadi landasannya," terang Perry.

Perbankan juga harus membangun data warehouse dari berbagai sistem informasi yang ada. Perry menyebut data bank sudah memiliki metadata para debitur. Berbagai laporan perbankan bahkan sudah dalam bentuk artificial intelligence (kecerdasan intelegensi).

"Ini sudah diimbangi dengan AI. Tapi apakah data yang omni ini sudah disatukan dengan data di luar, sehingga omni data storage ini dibangun di perbankan," kata dia.

Selanjutnya, perbankan juga harus bisa mengembangkan aplikasi yang dimiliki. Agar sistem yang dimiliki saat ini terus bisa dikembangkan sesuai dengan model bisnis yang dibuat.

Misalnya, membuat aplikasi chatting yang bisa langsung terhubung dengan digital perbankan. Sehingga membuat para nasabah lebih mudah dalam melakukan transaksi.

"Sehingga dulu pelanggan harus tatap muka (saat bertransaksi), dan ini sekarang bisa dilakukan melalui gadget," kata dia.

Hal terpenting dalam transformasi digital kata Perry internal perbankan harus melakukan perubahan pola pikir dalam menjalankan bisnisnya. Orientasi pola pikir menyesuaikan dengan perubahan digital yang sangat cepat.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.