Sukses

Dibawah Kendali Luhut, Pemerintah Klaim Penambahan Kasus Covid-19 Turun

Pemerintah klaim terjadi penurunan angka kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19 menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi klaim terjadi penurunan angka kasus terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19 menurun. Secara mingguan dalam dua pekan tren kasusnya mengalami penurunan.

"Kalau dilihat dari indikator di delapan provinsi secara mingguan, terjadi penurunan penambahan kasus konfirmasi dan angka kematian, kecuali Jawa Barat," kata Jodi dalam siaran persnya, Jakarta, Selasa (29/9/2020).

Penurunan kasus tersebut terjadi di 8 provinsi yang menjadi prioritas pemerintah yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Namun, tren penurunan tersebut tidak terjadi di Jawa Barat.

Di Jawa Barat, ada tiga wilayah yakni Bogor, Bekasi dan Depok memberi kontribusi peningkatan kasus baru yang lebih banyak.

"Khusus Jawa Barat, secara rata-rata wilayah Bogor, Bekasi dan Depok berkontribusi terhadap lebih dari 60% total peningkatan kasus di Jawa Barat dalam 2 minggu terakhir," tutur Jodi.

Untuk itu, penanganan penyebaran virus corona di kawasan Jabodetabek akan dilakukan secara terintegrasi. "Oleh karena itu penanganan kasus di Jabodetabek akan dilakukan secara terintegrasi," sambung Jodi.

Dari perkembangan tersebut, kata Jodi, Luhut meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah tetap fokus untuk menekan penyebaran virus corona. Sehingga penambahan kasus harian bisa turun sebagaimana yang diperintahkan Presiden Joko Widodo kepada Luhut.

"Pak Menko (Luhut) minta agar pemerintah pusat dan daerah tidak lengah dan tetap terus fokus pada upaya penurunan penambahan kasus harian, peningkatan angka kesembuhan dan penurunan angka kematian," tutur Jodi.

Untuk itu semua pemerintah akan terus bekerja memastikan ketersediaan obat dan alat kesehatan untuk perawatan pasien Covid-19. Mendorong peningkatan testing dan tracing yang lebih tepat sasaran. Tak ketinggalan kampanye perubahan perilaku yang menyesuaikan protokol kesehatan.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menangani kasus pandemi Covid-19 dalam waktu dua pekan.

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Minta Bio Farma Gerak Cepat Impor Bahan Baku Obat Covid-19 Remdesivir

Wakil Ketua Komite Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19, Luhut Binsar Pandjaitan meminta kepada perusahaan farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bio Farma (Persero) mempercepat produksi obat Covid-19. Salah satu obat yang banyak digunakan untuk mengobati pasien positif covid-19 adalah Remdesivir.

"Harus diupayakan untuk segera produksi dalam negeri. Kita cari bahan-bahannya itu nanti, jadi jangan ada hambatan," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penyediaan Obat Covid 19 di Jakarta, Minggu (27/9/2020).

Demi kepentingan nasional, Luhut mengatakan Bio Farma sebagai produsen obat harus mengambil langkah cepat dan tepat. Khususnya dalam mendatangkan bahan baku obat untuk pasien Covid-19 seperti Remdesivir.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini mengingatkan strategi yang digunakan harus berlandaskan kepentingan darurat. Dalam keadaan ini dia meminta perusahaan BUMN tersebut untuk bergerak lebih luwes demi kemanusiaan.

"Kita harus cepat dan jangan terlalu kaku karena ini untuk kemanusiaan," kata Luhut tegas.

Menanggapi itu, Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito mengatakan pihaknya telah memproses izin uji klinis untuk Remdesivir. Dia memastikan bahan baku obat dari China tersebut akan terjaga aspek keamanan dan mutunya.

"Terkait bahan baku dari Tiongkok, kami sudah mencatat dan akan cari jalan yang terbaik dengan tetap menjaga aspek keamanan dan mutu," kata Penny.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.