Sukses

BPH Migas: Solar Subsidi Terserap 5,83 Juta KL

Dalam RDP tersebut BPH Migas menyatakan bahwa realisasi penyaluran solar bersubsidi sampai 31 Mei 2021 mencapai sebesar 5,83 juta kilo liter (kl), atau sekitar 37% dari kuota solar subsidi pada 2021 yang dipatok sebesar 15,80 juta kl.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (07/06/2021). Dalam RDP tersebut BPH Migas menyatakan bahwa realisasi penyaluran solar bersubsidi sampai 31 Mei 2021 mencapai sebesar 5,83 juta kilo liter (kl), atau sekitar 37% dari kuota solar subsidi pada 2021 yang dipatok sebesar 15,80 juta kl.

"Realisasi JBT (Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu/ BBM subsidi) sampai dengan 31 Mei 2021, untuk solar 5,83 juta kl atau 37% dari kuota," kata Ifan, sapaan Fanshurullah Asa, dalam RDP dengan Komisi VII DPR, Senin (07/06/2021).

Sementara itu, penyaluran kerosene atau minyak tanah sampai Mei 2021 mencapai 0,20 juta kl atau mencapai 40% dari kuota tahun ini yang dipatok sebesar 0,50 juta kl.

"Untuk minyak tanah realisasinya 0,2 juta kl atau 40% dari kuota," imbuhnya.

Lebih lanjut Ifan mengatakan, dalam rangka menjamin ketersediaan BBM, telah didirikan 76 lembaga penyalur BBM 1 Harga di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"BPH Migas mengawal pembangunan lembaga penyalur BBM 1 harga di daerah 3T, realisasi yang sudah beroperasi sampai dengan akhir Mei 20 penyalur," ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan subsidi solar pada tahun 2022 mendatang sama dengan tahun ini yakni dipatok tetap Rp 500 per liter.

Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (02/06/2021) mengatakan, besaran patokan subsidi solar per liter yang tidak berubah pada tahun depan ini dalam rangka efisiensi.

"Mengenai subsidi minyak solar di RAPBN 2022, diusulkan subsidi minyak solar tetap yakni Rp 500 per liter, sama dengan 2021," papar Arifin kepada Komisi VII DPR, Rabu (02/06/2021).

Subsidi solar dipatok tetap Rp 500 per liter mulai berlaku pada 2021 ini. Sementara pada 2020 subsidi solar masih dipatok Rp 1.000 per liter. Sementara dari sisi volume, volume minyak solar di dalam RAPBN 2022 diusulkan mencapai 14,34-15,10 juta kilo liter (kl), turun dari target solar bersubsidi di APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 15,80 juta kl.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.