Sukses

Penyerapan Anggaran PEN Sudah Capai Rp 254 Triliun

Perkiraan penyerapan anggaran PEN yakni sektor kesehatan 96 persen atau 84 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Penyerapan angagran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah mencapai Rp 254 triliun hingga minggu keempat September 2020. Total anggaran PEN yang disiapkan mencapai Rp 695,2 triliun.

"Terkait program PEN sudah terealisasi 30,9 persen, sampai September ini sudah Rp 254 triliun dari pagu anggaran," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9/2020).

Airlangga merincikan, sektor kesehatan telah menyerap anggaran 31,7 persen. Sektor Jaring pengaman sosial 57 persen. Sektoral Kementerian Lembaga 19,53 persen. Lalu insentif usaha sebanyak 18,3 persen dan sektor UMKM 47,57 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini berharap di akhir tahun 2020 penyerapan dana PEN ini telah diserap semuanya. "Tahun 2020 diharapkan seluruhnya bisa terserap 100 persen," kata dia.

Adapun perkiraan penyerapan anggaran PEN yakni sektor kesehatan 96 persen atau 84 triliun. Perlindungan sosial tembus 119 persen dari yang dianggarkan yakni Rp 242 triliun.

Lalu sektor kementerian lembaga 67 persen atau Rp 71,54 triliun. Sektor UMKM Rp 128 triliun dan sektor korporasi 49,05 triliun terserap 92 persen.

Selain itu ada beberapa program yang telah dibuat pemerintah dan mekanismenya sudah siap. Mulai dari subsidi upah gaji yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Keuangan.

Lalu, program PEN lain seperti Kartu Prakerja dan Bantuan Presiden Produktif untuk pelaku usaha kecil dan mikro oleh Kementerian Keuangan dan investasi LPDP oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Keuangan.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Realisasi PEN Dinilai Lambat, Ini Pembelaan Pemerintah

Sebelumnya, Sekretaris Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Raden Pardede angkat suara terkait keluhan masyarakat atas rendahnya serapan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga memasuki akhir kuartal III 2020.

Menurutnya selama ini ada kesalahpahaman atas perhitungan waktu realisasi PEN. Seharusnya masyarakat menghitung sejak program digulirkan yakni di awal Juni, bukan Januari 2020.

"Program PEN bergulir diakhir Mei sampai Awal Juni. Mestinya (realisasi) dilihat mulai Juni, Juli, Agustus. Bukan mulai januari," tegasnya dalam dalam Diskusi Publik secara virtual bertajuk 'Arah Kebijakan Pemerintah: Keseimbangan Antara Kesehatan dan Ekonomi', pada Rabu 23 September 2020.

Raden mengatakan, bahwa Komite PC-PEN terus berupaya untuk meningkatkan realisasi anggaran PEN di sisa tiga bulan akhir tahun ini. Antara lain dengan melakukan realokasi terhadap sejumlah program prioritas.

Seperti menambah alokasi anggaran untuk program perlindungan sosial. Namun, dia tidak merinci besaran anggaran relokasi yang dimaksud.

"Kita sadar mau menyerap anggaran Rp 600 triliun. Kita ga mau tinggal sepeser pun. Kita perlu realokasi perlindungan sosial kita tambah," ujarnya.

Selain itu, tambahan anggaran juga menyasar berbagai program insentif bagi UMKM. Seperti pengadaan Program yang diberi nama Bantuan Presiden (Banpres) Produktif Untuk Usaha Mikro ini, merupakan upaya membantu usaha mikro, agar lebih produktif dalam berupaya pulih, serta bangkit akibat terdampak pandemi Covid-19.

"Jadi memang fokus bantuan untuk saudara kelas menengah ke bawah memalui bansos dan UMKM," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.