Sukses

Ternyata di Amerika, Pekerja Muda Paling Merasa Sengsara Soal Duit Akibat Pandemi

Pekerja muda lebih rentan di-PHK daripada yang lebih tua. Hal ini semakin menambah beban finansial bagi millenials ini.

Liputan6.com, Jakarta Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan virus corona tidak membuat generasi pekerja terhindar. Bahkan, sebuah survei baru-baru ini menemukan jika para profesional muda dapat menanggung beban tekanan finansial.

Mengutip dari CNBC, Jumat (25/9/2020) salah satu konsekuensi besar dari tekanan itu adalah kelelahan. Sebanyak 85 persen anak muda di Amerika melaporkan jika merasa terdesak hingga batas baik terkait pekerjaan, pengelolaan keuangan, belajar, atau media sosial, menurut survei terbaru dari TD Ameritrade.

“Mereka baru saja memulai dan mencoba mendapatkan pijakan kembali. Sekarang ada kemunduran tambahan dengan virus corona,” kata Molly Passantino, Ahli pensiun dan anuitas senior di TD Ameritrade. 

Sekitar 1 dari 3 pemuda Amerika melaporkan terkena PHK atau diberhentikan sementara. Jumlahnya sangat mencolok untuk anggota Gen Z (usia 15 hingga 22 tahun), yang hampir tiga kali lebih mungkin terkena PHK daripada rekan-rekan mereka yang lebih tua. Salah satu alasannya adalah bahwa pekerja yang lebih muda lebih cenderung bekerja di posisi layanan.

Sementara itu, 63 persen anak muda Amerika khawatir mereka akan kehilangan pekerjaan, dibandingkan 52 persen orang Amerika secara keseluruhan.

Survei TD Ameritrade berfokus pada anak muda Amerika berusia 15 hingga 29 tahun, dan dilakukan secara online antara bulan Februari dan April. 

Sejak saat itu, perekonomian kesulitan untuk dibuka kembali di tengah meningkatnya jumlah kasus virus corona di beberapa bagian negara. Sementara itu, Kongres telah berjuang untuk menyetujui bantuan stimulus tambahan.

Tugas yang paling menyebabkan kelelahan finansial, menurut responden survei, adalah menabung dan terkait anggaran, kemungkinan karena arus kas yang lebih terbatas banyak dialami.

Itu diikuti dengan perawatan mobil,  belanja asuransi, investasi, mengelola dan membayar pinjaman mahasiswa, perencanaan pensiun atau membagi tagihan dengan teman atau teman sekamar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Merasa gagal

Sementara itu, mayoritas anak muda Amerika mengatakan jika mereka merasa hidupnya telah bangkrut. Itu dirasakan 62 persen Gen Z dan 59 persen generasi muda milenial.

Dengan kedua generasi merasa diliputi oleh kebutuhan keuangan jangka pendek mereka, itu berarti perencanaan jangka panjang mereka gagal. Lebih dari setengah responden setuju dengan pernyataan bahwa hanya memikirkan tentang pensiun membuatnya merasa lelah.

Perempuan millenial, khususnya, paling mungkin merasa bahwa mereka tidak tahu harus mulai dari mana dengan perencanaan pensiun.

Salah satu kunci untuk melawan ini adalah dengan mengingat bahwa ada sumber daya untuk membantu Anda dengan perencanaan, baik itu pelatih uang profesional atau aplikasi penganggaran, kata Passantino.

“Ini bukan sesuatu yang perlu Anda lakukan sendiri. Jika Anda membutuhkan bantuan, ada banyak sumber daya yang bisa Anda peroleh untuk situasi spesifik Anda,” kata Molly Passantino, Ahli pensiun dan anuitas senior di TD Ameritrade.

Reporter: Erna Sulistyowati

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini