Sukses

Kepala BPH Migas Minta Pertamina Segera Bangun SPBN di Pelabuhan Krui Lampung

Kepala BPH Migas berdialog dengan para nelayan terkait dengan potensi perikanan di Krui dan kendala yang dihadapi oleh para nelayan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa melakukan kunjungan lapangan untuk melihat ketersediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) di sentra nelayan pelabuhan Krui Kabupaten Pesisir Barat, Lampung (19/09/2020). Kunjungan ini didampingi Sales Branch Manager (SBM) IV Lampung-Bengkulu PT Pertamina (Persero) Ferry Fernando.

Krui yang berada di pesisir Samudera Hindia adalah ibu kota dari Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Sebelumnya, Pesisir Barat ini merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Barat. Wilayah Krui terkenal sebagai tempat nelayan mendapatkan ikan Blue Marlin atau yang dikenal dengan ikan Tuhuk oleh masyarakat sekitar mulai bobot 2 kuintal sampai yang terkecil 20 kg per ekor dengan harga di TPI sekitar Rp 60 ribu per kg.

Dalam kunjungan Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa ke sentra nelayan pelabuhan Krui diketahuidi wilayah ini belum ada penyalur BBM untuk nelayan (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan/SPBN) untuk memenuhi kebutuhan nelayan pelabuhan Krui. Para nelayan biasa mengambil BBM di kios pengecer sekitar.

Dalam kesempatan tersebut Kepala BPH Migas berdialog dengan para nelayan terkait dengan potensi perikanan di Krui dan kendala yang dihadapi oleh para nelayan.

Dijelaskan oleh pembina nelayan, yang juga Ketua Gapensi Kabupaten Pesisir Barat, Supardi Rudianto bahwa nelayan di Pelabuhan Krui ada lebih dari 4000-an, umumnya menggunakan kapal dengan BBM jenis premium, hanya 2 kapal yang menggunakan BBM solar, salah satunya kapal patroli perhubungan yang sudah jarang ke Krui, karena kewenangan sudah beralih ke Provinsi.

Kebanyakan nelayan tinggal di pulau Pisang, 40 menit dengan motor nelayan dari Krui. Disana ada 6 Desa, satu Kecamatan.

Lebih lanjut Supardi Rudianto menjelaskan bahwa kebutuhan BBM untuk nelayan dipelabuhan Krui sekitar 80 ton per hari atau kisaran 20 liter per hari untuk setiap motor nelayan.

"Selama ini para nelayan membeli BBM ke pengecer atau koperasi yang diambil dari SPBU terdekat dengan harga jual Rp 8.000 per liter, padahal harga di SPBU Rp 6.450 per liter. Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan nelayan," jelas Supardi Rudianto dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/9/2020).

Menurutnya usulan pendirian SPBN sudah beberapa kali disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat atau Kementerian Kelautan dan Perikanan tapi belum ada respons yg kongkrit baik dari Pemerintah daerah maupun Pertamina.

Menanggapi hal tersebut, Fanshurullah Asa menyatakan bahwa kehadirannya ke Krui ingin memastikan segera dibangun SPBN di Krui.

"Saya ingin, lewat koperasi dan rekomendasi dari KKP untuk segera dibangun SPBN di sini, paling tidak tahun depan harus sudah beroperasi. BPH Migas segera akan membuat surat ke Pertamina, ke KKP, juga Komisi VII DPR RI berupa rekomendasi untuk segera dibangun SPBN di sini," ujar Fanshurullah Asa.

Menurut Fanshurullah Asa, Krui sangat potensial, jumlah nelayan banyak, dan ada ikan blue marlin yang unik dan enak, yang besarnya bisa mencapai 200 kg, selain wisata kuliner pantainya juga bagus sebagai tempat surfing bagi turis mancanegara.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Pertamina

Terkait dorongan BPH Migas agar segera dibangun SPBN di Krui, Ferry Fernando menyatakan memberikan respons positif terhadap dorongan BPH Migas dan akan terus mengawal usulan pendirian SPBN tersebut. 

Alasanya, selama ini memang lembaga penyalur Pertamina berupa SPBN di Pelabuhan Krui belum ada, yang mana pelabuhan ini dikenal secara nasional bahkan internasional. Pelabuhan ini bukan hanya untuk pendaratan nelayan menangkap ikan blue marlin tetapi juga untuk surfing dan yang lainnya.

"Kami akan segera mentindaklanjuti usulan pembuatan SPBN dan akan koordinasi dengan Koperasi setempat, Pemkab juga ke PT. Pertamina MOR 2 dan Pusat Pusat, serta akan melaporkan progresnya ke BPH Migas " jelas Ferry Fernando.

Selain terkenal dengan hasil tangkapan nelayan ikan Blue Marlin, Kawasan Krui juga mempunyai segudang potensi, khususnya wisata bahari. Salah satunya adalah potensi pantai dan ombak yang terbaik di dunia. Krui banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, terkenal sebagai tempat surfing yang bagus bagi para turis karena ombak pantai yang tinggi dan panjang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini