Sukses

Top 3: Harga Emas Diprediksi Terjun Bebas

Artikel tentang prediksi harga emas ini menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis.

Liputan6.com, Jakarta Logam mulia atau emas menjadi komoditi yang menangguk keuntungan selama pandemi Covid-19. Harganya terus melambung mencapai posisi jauh di atas sebelum pandemi.

Namun, meski masih naik, harga emas diprediksi bisa terjun bebas bahkan hingga level USD 1.794 per ounce di kuartal IV 2020.

Artikel tentang prediksi harga emas ini menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis. Simak rangkuman 3 berita paling dicari, Jumat (18/9/2020): 

1. Harga Emas Diprediksi Terjun Bebas, Saatnya Jual?

Harga emas di pasar spot tercatat naik tipis 0,1 persen menjadi USD 1,958.29 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 2 September di USD 1,973.16. Sementara, harga emas berjangka AS tercatat naik 0,1 persen menjadi USD 1.968,20.

Meski masih naik, harga emas diprediksi bisa terjun bebas bahkan hingga level USD 1.794 per ounce di kuartal IV 2020. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, hal ini dapat terjadi karena indeks dollar yang menguat.

Berita selengkapnya

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Ternyata Ini Alasan Perusahaan Asuransi Enggan Tanggung Biaya Pasien Covid-19

Pandemi mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi sebagai langkah proteksi diri dari risiko kesehatan. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), sejak awal Covid-19 merebak hingga Juni 2020, industri asuransi jiwa telah membayarkan klaim sekitar Rp 216 miliar. Dana tersebut hanya terkait covid-19. Klaim lainnya tetap berjalan.

Meski begitu, tak sedikit perusahaan asuransi yang enggan memberikan proteksi atas resiko dari covid-19. Pengamat asuransi, Irvan Rahardjo menjelaskan sejumah faktor yang dipertimbangkanoleh perusahaan ansuransi dalam memberikan proteksi terkait covid-19.

Berita selengkapnya

3. Ternyata Ini Tanda-tanda Ekonomi Indonesia Masih Minus di Kuartal III-2020

Ekonomi Indonesia diprediksi masih akan mengalami pertumbuhan negatif di kuartal III 2020. Paling tidak pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai minus 2 persen.

"Dari data-data yang ada kemungkinannya kontraksi juga minus 2 di triwulan III," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir dalam webinar di Jalarta, Kamis (17/9/2020).

Dia mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi negatif 2 persen tersebut berdasarkan indikator-indikator yang sudah dilihat pemerintah.

Salah satunya yakni penerimaan pajak yang tumbuh negatif dan uang beredar di masyarakat yang masih minim.

"Ini berdasarkan hasil estimasi kami terakhir dari data penerimaan pajak dan pertumbuhan uang beredar mengalami penurunan," kata dia.

Kendati begitu, dirinya bersyukur setidaknya terjadi perlambatan kontraksi. Dari yang sebelumnya negatif 5,3 persen menjadi lebih rendah yakni sebesar minus 2 persen.

Berita selanjutnya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.