Sukses

Bursa AS Mendatar Usai Aksi Jual Saham Teknologi

Tercatat, saham beberapa perusahaan teknologi terbesar telah menderita kerugian dua digit sepanjang bulan ini karena investor meninggalkannya.

Liputan6.com, Jakarta Bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street stabil usai terjadi aksi jual yang dipimpin saham perusahaan teknologi utama. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot sekitar 30 poin. S&P 500 futures dan Nasdaq 100 mendatar.

Selama sesi perdagangan Kamis, S&P 500 turun 0,8 persen dan menjadi penurunan terbesar dalam seminggu. Adapun Dow merosot 130 poin, menghentikan kemenangan beruntun 4 harinya.

Nasdaq Composite turun 1,3 persen dan sempat merosot kembali ke wilayah koreksi, turun 10 persen dari rekor tertingginya.

"Teknologi menyebabkan banyak kerusakan karena kelompok itu memperpanjang aksi jual yang dimulai pada 3 September," kata pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli dalam sebuah catatan, seperti melansir laman CNBC, Jumat (18/9/2020).

Tercatat, saham beberapa perusahaan teknologi terbesar telah menderita kerugian dua digit sepanjang bulan ini karena investor meninggalkannya. Sebut saja Amazon, Microsoft, Facebook, dan Apple semuanya telah kehilangan setidaknya 10 persen di bulan ini.

Investor juga gelisah menanti prospek stimulus virus korona lebih lanjut serta keluarnnya vaksin Covid-19 yang layak.

Partai Republik dan Demokrat masih berjuang untuk menyetujui berapa banyak bantuan yang akan terus diberikan sebagai tindak lanjut dari paket USD 2 triliun sebelumnya.

Presiden Donald Trump menginginkan "jumlah yang lebih besar," dan mendesak anggota parlemen GOP untuk menggunakan stimulus virus korona yang lebih besar. Namun komentarnya membuat Partai Republik skeptis.

Sementara itu, keberadaan vaksin Covid-19 yang sangat penting bagi pemulihan ekonomi tampaknya masih belum jelas. Pejabat kesehatan mengatakan vaksinasi akan dibatasi tahun ini dan tidak didistribusikan secara luas selama 6 hingga 9 bulan.

“Proses vaksinasi yang aman dan transparan sangat penting untuk mendorong inokulasi yang meluas setelah vaksin yang efektif diidentifikasi dan diuji,” jelas Mark Haefele, Kepala Investasi UBS Global Wealth Management.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The Fed Tahan Suku Bunga, Dow Jones Menguat Tipis

Dow Jones Industrial Average menguat tipis pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) mengindikasikan akan mempertahankan suku bunga lebih rendah selama beberapa tahun ke depan. Namun, S&P 500 melemah karena saham perusahaan teknologi besar menurun.

Dikutip dari CNBC, Kamis (17/9/2020), Dow Jones ditutup naik 36,78 poin atau 0,1 persen ke level 28.032,38. Sementara itu, S&P 500 turun 0,5 persen menjadi 3.385,49. Nasdaq Composite turun 1,3 persen menjadi 11.050,47. Baik Dow dan S&P 500 mencapai level tertinggi setelah pengumuman The Fed dirilis.

Saham Apple turun hampir 3 persen. Facebook mengakhiri hari dengan turun 3,3 persen dan Amazon turun 2,5 persen. Netflix juga turun lebih dari 2 persen. Alphabet dan Microsoft masing-masing ditutup turun 1 persen. Kenaikan 1,4 persen di Goldman Sachs membantu Dow ditutup positif untuk sesi tersebut.

Anggota komite pembuat kebijakan Fed mengindikasikan suku bunga dapat tetap mendekati nol hingga 2023 untuk mencapai sasaran inflasi 2 persen.

"Dengan inflasi yang terus berjalan di bawah tujuan jangka panjang ini, Komite akan bertujuan untuk mencapai inflasi secara moderat di atas 2 persen untuk beberapa waktu sehingga inflasi rata-rata 2 persen dari waktu ke waktu," kata Komite Pasar Terbuka Federal dalam sebuah pernyataan.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan kebijakan moneter yang mudah akan tetap berlaku.

"Berkenaan dengan suku bunga, kami sekarang menunjukkan bahwa kami berharap akan tepat untuk mempertahankan kisaran target nol hingga 0,25 persen saat ini untuk suku bunga dana federal sampai kondisi pasar tenaga kerja telah mencapai tingkat yang konsisten dengan penilaian komite tentang pekerjaan maksimum dan inflasi telah meningkat hingga 2 persen dan berada di jalur yang cukup melebihi 2 persen untuk beberapa waktu," jelas dia.

Powell mengatakan bidang ekonomi tertentu akan terus berjuang tanpa bantuan fiskal lebih lanjut. Komentar itu muncul setelah kepala staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan dia optimis tentang Demokrat dan Republik mencapai kesepakatan stimulus virus corona. Presiden Donald Trump juga mengisyaratkan dalam sebuah tweet bahwa dia akan mendukung paket yang lebih besar.

Partai Republik dan Demokrat telah berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang stimulus lebih lanjut, mengurangi harapan kesepakatan yang dicapai sebelum pemilihan presiden AS pada November mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.