Sukses

Menko Luhut Buka-bukaan soal Alasan Indonesia Masih Butuh TKA

Kelompok industri kini masih gemar memakai jasa Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk bekerja di sektor industri terkait.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, Indonesia saat ini masih kekurangan sarjana di bidang teknik. Oleh karenanya, kelompok industri kini masih gemar memakai jasa Tenaga Kerja Asing (TKA) untuk bekerja di sektor industri terkait.

"Kalau orang ribut kenapa enggak pakai (tenaga kerja lokal), emang kita enggak ada. Kurang kita. Kita banyak sarjana-sarjana tapi teknik kurang," ujar Luhut dalam sesi webinar, Selasa (15/9/2020).

Menurut data yang dibawakannya, jumlah sarjana teknik pada 2019 hanya mencapai 20.635 orang, sementara lulusan D3 teknik 5.242 orang. Angka tersebut masih jauh dari jumlah tenaga yang dibutuhkan industri, dimana sarjana teknik sebesar 117.982 orang dan lulusan D3 teknik 194.183 orang.

"Jadi kita pakai dulu mereka (TKA). Setelah dipake secara bertahap kita kurangi. Sekarang Morowali misalnya, pegawai 45 ribu, asing 3 ribu. Freeport udah 50 tahun berapa ribu pekerja asingnya itu," serunya.

Oleh karenanya, Luhut melanjutkan, pemerintah sekarang tengah fokus mengembangkan politeknik teknik di Morowali, Wedabe dan Konawe.

"Kita kan enggak ada yang mikir ini. Sekarang karena terpaksa kita buat, kebutuhan tenaga kerja vokasi berdasarkan industrinya," ujar Luhut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Luhut Pastikan Pandemi Corona Tak Halangi Investasi Asing Masuk Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku tidak khawatir investasi langsung bakal terganggu di tengah pandemi Covid-19.

Sebaliknya, meski perekonomian dunia tengah lesu, investasi langsung atau foreign direct investment (FDI) di Indonesia masih tetap berjalan sesuai rencana.

"Di tengah pandemi FDI investasi masih masuk. Saya tidak lihat ada hal yang mengkhawatirkan," kata Luhut di acara Sarasehan Virtual 100 Ekonom: Tranformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing, Jakarta, Selasa (15/9).

Luhut mengaku pernah menjalani wawancara dengan lembaga pemerintah dunia terkait hal investasi langsung di Indonesia. Dia menjelaskan tentang stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat lewat berbagai sektor.

Mendengar penjelasannya Moody's dan Fitch Rating memberikan apresiasi atas jawaban Luhut.

"Mereka apresiasi paparan kami bahwa stimulus kami, kalau ini bisa 80 persen sampai 90 persen (terealisasi)," kata dia.

Namun dia mengaku, untuk merealisasikan penyerapan anggaran PEN hingga 90 persen penuh dengan tantangan. Saat ini pun realisasi tersebut baru sekitar 40 persen.

" 90 persen ini sangat challenge untuk Indonesia. Kita sudahdh 40 persen berharap bisa 90persen," kata dia.

Luhut menambahkan, investasi langsung menjadi salah satu cara mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Sebab tujuan dari investasi untuk meningkatkan nilai tambah. Dan peningkatan daya saing.

"(Termasuk) perbaiki CAD, pemertaan pembangunan," singkatnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.