Sukses

Indonesia Bakal Manfaatkan Stimulus USD 500 Miliar Pemerintah China

Pemerintah China berencana menggelontorkan stimulus sebesar USD 500 miliar untuk mendongkrak ekonominya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China berencana menggelontorkan stimulus sebesar USD 500 miliar untuk mendongkrak ekonominya pasca dihantam wabah pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini menjadi peluang ekspor berbagai negara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, Indonesia bisa memanfaatkan rencana tersebut untuk membidik China sebagai pasar ekspor potensial pada 2021 mendatang.

"Tahun depan China berikan stimulus USD 500 miliar untuk ekonomi dia. Dampaknya apa buat kita? Ini peluang ekspor kita. Makanya kita genjot untuk memperbaiki produk yang bisa ekspor ke dia," serunya dalam sebuah sesi webinar, Selasa (15/9/2020).

Menurut dia, salah satu barang ekspor yang bisa didorong yakni produk besi dan baja. Luhut memproyeksikan, Indonesia bisa memperoleh pemasukan hingga USD 15 miliar dari ekspor tersebut.

"Saya target USD 13-15 miliar untuk tahun depan, tapi harus lihat kebutuhan kita (di dalam negeri). Saya lihat di 2024 ekspor iron or stainless steel bisa USD 30-35 miliar. Itu belum termasuk bauksit," bebernya.

Luhut melanjutkan, pemerintah saat ini terus mendorong hilirisasi agar produk ekspor asal Indonesia punya nilai tambah lebih. Itu dilakukan agar Indonesia tidak lagi mengekspor raw material yang tidak memiliki nilai tambah.

"Kami membandingkan dari tahun ke tahun membaik, value added dari nikel ore (yang sudah diolah) jauh lebih tinggi dari 40-50 tahun kendaraan Jepang roda empat atau roda dua yang ada di Indonesia. Ini fakta yang ada sekarang ini," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekspor Indonesia Turun 4,6 Persen di Agustus 2020, Terbesar Sektor Migas

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total ekspor pada bulan Agustus 2020 sebesar USD 13,07 miliar. Ctatan ini turun 4,62 persen dibanding Juli sebesar USD 13,70 miliar.

“Kalau kita bandingkan posisi ini dengan posisi pada bulan Juli 2020 berarti nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan 4,62 persen,” sebut Kepala BPS Suhariyanto dalam video konferensi, Selasa (15/8/2020).

Adapun komoditas migas mengalami penurunan 9,94 persen month to month (mtm). Sementara untuk nonmigas yang mengalami penurunan 4,35 persen mtm.

“Yang membuat ekspor nonmigas nya turun karena beberapa komoditas diantaranya adalah logam mulia perhiasan dan permata, kemudian lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar dan mineral besi dan baja dan juga alas kaki,” beber dia.

Sementara jika berdasarkan year on year (yoy), total nilai ekspor pada Agustus 2020 ini mengalami penurunan 8,36 persen dibandingkan Agustus 2019 sebesar USD 14,26 miliar.

“Total nilai ekspor bulan Agustus tahun 2020 sebesar USD 13,07 miliar ini kalau kita bandingkan dengan posisi bulan Agustus tahun 2019 itu berarti ada penurunan sebesar 8,36 persen,” papar Kecuk. A

Adapun penurunan ekspor untuk migas sebesar 27,45 persen yoy. Sedangkan untuk nonmigas turun 7,16 persen yoy.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini