Sukses

Realisasi Anggaran Kementerian ESDM Sentuh 38 Persen di akhir Agustus 2020

Anggaran Kementerian ESDM dialokasikan untuk tiga hal, yakni belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi penggunaan anggaran 2020 hingga 31 Agustus 2020. Dari total pagu APBN 2020 yang telah terpotong menjadi Rp 6,2 triliun, nominal yang telah terpakai yakni Rp 2,409 triliun atau sekitar 38,77 persen.

"Realisasi anggaran hingga 31 Agustus telah mencapai Rp 2,409 triliun atau 38,77 persen dari lagu anggaran," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (10/9/2020).

Meski angka tersebut relatif masih kecil, Ego mengklaim capaian itu telah melampaui target yang ditetapkan Kementerian ESDM, yakni sebesar 37,60 persen sampai akhir Agustus 2020.

"Itu lebih tinggi 1,1 persen dari target. Sejauh ini realisasinya masih on the track," ucap dia.

Secara garis besar, ia menyampaikan, anggaran Kementerian ESDM dialokasikan untuk tiga hal, yakni belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal.

Untuk belanja pegawai dengan pagu Rp 921,78 miliar, hingga 31 Agustus realisasinya telah mencapai Rp 545,39 miliar atau setara 59,17 persen. Sementara untuk belanja barang dengan pagu Rp 3,35 triliun, realisasinya baru Rp 1,12 triliun atau 33,38 persen.

Sedangkan untuk belanja modal, dari total pagu Rp 1,935 triliun, pengeluarannya baru mencapai Rp 743,28 miliar atau setara 38,40 persen.

Ego melanjutkan, Kementerian ESDM di September ini target menyerap pagu anggaran 47,96 persen. Penyerapannya akan naik ke 57,22 persen pada Oktober, dan menjadi 73,62 persen pada November.

"Sehingga kami menargetkan anggaran di Desember nanti bisa terserap 94,14 persen," tukas dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Tengah Pandemi, Kementerian ESDM Minta Industri Hulu Migas Tak PHK Karyawan

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Maka secara kumulatif pertumbuhan ekonomi semester I tahun ini tercatat mengalami kontraksi 1,26 persen dibandingkan semester I 2020.

Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, dampak pandemi covid-19 sangat terasa di sektor minyak dan gas (migas). Banyak perusahaan tidak melakukan ekspansi bahkan hingga kehilangan pendapatan. 

“Kita harapkan ini betul-betul tidak akan membawa industri migas ke lembah yang minus lagi, memang sudah ada tanda-tanda indikasi awal minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) kita sudah mulai berat. Semoga semakin lama semakin baik, kita berdoa sama-sama,” kata Ego dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (5/8/2020).

Ego menambahkan, untuk mengantisipasi dampak pandemi lebih lanjut, pihaknya sebagai regulator telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, seperti kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat contohnya pembangunan jaringan gas yang melibatkan tenaga kerja pembagian, dan lainnya terus digerakkan.

Oleh karena itu, Kementerian ESDM akan terus berupaya di industri hulu migas tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), serta akan terus melanjutkan aktivitas pembangunan-pembangunan infrastruktur migas agar aktivitas ekonomi juga terdorong.

“Sehingga bisa dirasakan dampaknya yang tadinya sempat minus, yang terpenting adalah di industri hulu migas ini kita berusaha sekuat mungkin agar tidak terjadinya pemotongan hubungan kerja, ini yang harus kita terus pertahankan,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.