Sukses

Merasa Tak Mampu Menabung? Coba Tips Jitu dari OJK Ini

Bentuk tabungan beragam jenisnya Mulai dari emas, saham hingga reksa dana.

Liputan6.com, Jakarta - Menabung menjadi sebuah landasan penting dalam mengelola keuangan. Ada cara yang efektif untuk menabung bagi orang yang selalu merasa kekurangan pendapatan.

"Kita perlu menabung bukan menunggu sisa keperluan tetapi sisihkan di awal," kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara, dalam Webinar Indonesia Millenial Financial Summit Jakarta, Senin (7/9/2020).

Tirta menurutkan, saat menerima penghasilan sebaiknya langsung dialokasikan beberapa persen untuk ditabung. Boleh memiliki target tetapi harus juga menyesuaikan dengan kebutuhan.

Setelah menyisihkan uang untuk menabung dan kebutuhan pokok, baru bisa digunakan untuk konsumsi. Sebab, logika menabung dengan anggapan ketika uang bersisa itu tidak mungkin.

"Kalau nunggu ada sisa itu tidak mungkin, pasti habis (dikonsumsi)," kata dia.

Bentuk tabungan pun kata Tirta beragam jenisnya. Mulai dari menabung emas, saham hingga Reksadana. Namun, terkait ini dia menyarankan harus paham dan hati-hati.

"Reksadana ini harus hati-hati karena ini sedang fluktuatif," kata dia.

Bila ingin melakukan investasi, Tirta mengatakan harus berhati-hati dan mengenali jenis produk yang digunakan. Sebab semua investasi memiliki jangka panjang, sejalan dengan keuntungan yang didapatkan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langkah Aman dalam Berinvestasi

Agar tidak terjebak dalam investasi bodong, Tirta memberikan beberapa tips. Pertama ,mengenali kebutuhan dan kemampuan. Kedua mengenali produk dan lembaga jasa keuangan.

Dalam hal ini masyarakat diharapkan berhati-hati. Sebab dalam survei OJK menunjukkan hanya 38 persen tingkat literasi di Indonesia. Padahal ada 76 persen keterlibatan masyarakat dalam inklusi keuangan.

Ketiga, mengenali manfaat dan risiko investasi. Tirta menyebut semua investasi memiliki resiko tergantung imbal hasil yang didapatkan. Dia mengingatkan jangan mudah terperangkap oleh iming-iming investasi dengan risiko 0 persen. Sebab hal itu hanya berlaku untuk penjualan surat berharga negara (SBN) yang dikeluarkan pemerintah .

"Kalau ada yang mengatakan Investasi bebas resiko itu harus hati-hati karena yang investasinya yang 0 persen itu SBN dan SBN ritel," kata dia.

Hal terpenting dalam investasi yakni me mengenali hak dan kewajiban. Konsumen juga memiliki hak dan kewajiban seperti merahasiakan kata sandi, kode OTP dan mengecek saldo berkala.

"Merahasiakan password, kode OTP, dan cek saldo berkala, itu kewajibannya (konsumen)," kata dia mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.