Sukses

Menguat di Awal Pekan, Rupiah Masih Rawan Terkoreksi

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (7/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.705 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.750 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.705 per dolar AS hingga 14.747 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,36 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.754 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.792 per dolar AS.

Meski dibuka menguat, nilai tukar (kurs) rupiah pada awal pekan ini dinilai rawan terkoreksi dipengaruhi menurunnya angka pengangguran AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Senin, mengatakan, pada akhir pekan lalu telah dirilis data tenaga kerja AS yang hasilnya cukup bagus sehingga bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.

"Rupiah berpotensi tertekan terhadap dolar AS di hari Senin ini," ujar Ariston, dikutip dari Antara, Senin (7/9/2020).

Angka pengangguran AS turun dari 10,2 persen pada Juli 2020 menjadi 8,2 persen pada Agustus 2020.

Sentimen lainnya yaitu memanasnya kembali hubungan AS dan China setelah AS berencana mem-blacklist perdagangan dengan perusahaan semi konduktor terbesar China, SMIC.

"Isu ini bisa memberikan tekanan ke aset berisiko, termasuk rupiah," kata Ariston.

Hari ini, lanjutnya, beberapa data ekonomi global dari China dan Jerman akan menjadi perhatian pasar karena pasar masih mencari petunjuk soal indikasi pemulihan ekonomi global di tengah kondisi pandemi, yaitu data neraca perdagangan China pada Agustus dan data produksi industri Jerman pada Juli.

"Bila kedua angka ini lebih bagus dari proyeksi, penurunan aset berisiko mungkin bisa tertahan," ujarnya.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.680 per dolar AS.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dolar AS Tertekan, Rupiah Menguat Terbatas ke 14.705 per Dolar AS

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Jumat pekan ini. Investor tengah menunggu data tenaga kerja AS. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (4/9/2020), rupiah dibuka di angka 14.705 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.777 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.705 per dolar AS hingga 14.792 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,68 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.792 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.818 per dolar AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan diprediksi menguat, namun terbatas.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston di Jakarta, Jumat, mengatakan penguatan dolar AS terlihat tertahan pagi ini. Dolar AS tertekan terhadap nilai tukar regional.

"Kemungkinan pasar mengambil sikap wait and see menunggu hasil data tenaga kerja AS non farm payrolls yang akan dirilis malam ini," ujarnya.

Data tersebut, lanjut Ariston, bisa menentukan arah selanjutnya bagi pergerakan dolar AS. Data yang memburuk bisa mendorong pelemahan dolar AS ke depannya dan sebaliknya.

"Rupiah kemungkinan bisa coba menguat terhadap dolar AS hari ini, tapi kemungkinan penguatannya tidak banyak, karena dari dalam negeri sendiri ada faktor potensi perlambatan pemulihan ekonomi dan penyebaran virus corona yang masih meninggi," katanya.

Terkait wacana perpanjangan kebijakan berbagi beban atau burden sharing antara pemerintah dan Bank Indonesia hingga 2022, Ariston memperkirakan hal itu masih akan menjadi perhatian pasar.

"Bisa jadi, isu itu belum ter-counter," ujarnya.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran 14.680 per dolar AS hingga 14.850 per dolar AS. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.