Sukses

Inflasi Tahunan Agustus 2020 Terendah dalam 20 Tahun

Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,88 persen dengan IHK 107,53. Itu disebabkan adanya kenaikan harga emas perhiasan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali mengalami deflasi pada Agustus 2020, yakni sebesar 0,05 persen. Ini merupakan yang kedua kalinya secara berturut-turut, setelah pada Juli 2020 lalu Indonesia juga mengalami deflasi 0,10 persen.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat, tingkat inflasi tahun kalender selama periode Januari–Agustus 2020 sebesar 0,93 persen. Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun atau year on year (yoy) yakni 1,32 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, angka inflasi tahunan pada Agustus 2020 lebih kecil dibanding Juli 2020 yang sebesar 1,54 persen, sekaligus menjadi yang terendah sejak Mei 2000.

"Inflasi Agustus ini 1,32 persen, dan kita lacak kembali ini adalah terendah sejak Mei 2000, itu inflasinya 1,2 persen," jelas Suhariyanto dalam sesi teleconference, Selasa (1/9/2020).

Suhariyanto lantas memaparkan, temuan deflasi 0,05 persen pada bulan lalu didapat setelah melakukan pantauan di 90 kota Indeks Harga Konsumsi (IHK). Dari pengamatan tersebut terhimpun 53 kota mengalami deflasi, sementara 37 kota lain tercatat inflasi.

"Deflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,92 persen dengan IHK sebesar 102,48. Dan terendah terjadi di Sibolga, Tembilahan, Bekasi, dan Banyuwangi masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 103,05, 105,06, 106,97, dan 103,49," urainya.

Di sisi lain, inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,88 persen dengan IHK 107,53. Itu disebabkan adanya kenaikan harga emas perhiasan, minyak goreng, dan beberapa jenis produk ikan.

"Sementara inflasi terendah terjadi di Batam, Kediri, dan Kotamobagu masing-masing sebesar 0,02 persen, dengan IHK masing-masing sebesar 103,24, 104,51, dan 105,93," ujar Suhariyanto.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deflasi 2 Bulan Beruntun, Indonesia Terancam Resesi?

Badan Pusat Statistik (BPS) kembali melaporkan data inflasi pada Agustus 2020 yang tercatat -0,05 persen atau deflasi. Ini merupakan angka deflasi yang terjadi selama dua bulan beruntun, setelah pada Juli lalu terjadi inflasi -0,10 persen.

Lantas, apakah angka inflasi ini semakin mempertegas Indonesia akan jatuh ke jurang resesi pada kuartal III 2020 ini?

 

Kepala BPS Suhariyanto tak mengelak, bahwa data angka inflasi yang dikeluarkan pihaknya pada bulan lalu dapat berdampak terhadap hasil pertumbuhan ekonomi di sepanjang triwulan ketiga tahun ini.

"Angka-angka inilah yang akan menentukan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2020," kata Suhariyanto dalam sesi teleconference, Selasa (1/9/2020).

Suhariyanto juga menyoroti inflasi tahun kalender di Agustus 2020 yang sebesar 0,93 persen, dan inflasi secara tahunan (year on year/yoy) 1,32 persen. Angka tersebut lebih kecil dari inflasi di Juli 2020 yang sebesar 1,54 persen, catatan terendah sejak Mei 2000.

"Jadi bisa dilihat, di bulan Agustus deflasi 0,05 persen. Ini merupakan deflasi kedua tahun ini, karena di Juli juga kita deflasi 0,10 persen. Pada bulan Agustus 2020 kita juga inflasi (tahunan) 1,32 persen, lebih rendah dari bulan-bulan sebelumnya," jelasnya.

Namun, ia mengatakan, catatan ini tak hanya terjadi di Indonesia saja, sebab banyak negara disebutnya juga mengalami deflasi akibat wabah pandemi Covid-19.

"Seperti saya sampaikan, tren ini hampir sama di semua negara. Terjadi pelemahan daya beli, dan hampir di semua negara mengalami deflasi. Covid ini menurunkan daya beli," tuturnya.

"Tapi catatannya, deflasi 0,05 persen ini terjadi karena dari sisi supplying kita cukup bagus. Karena itu harga barang dari volatile price mengalami banyak penurunan. Tapi daya beli kita butuh waktu untuk kembali normal," tegas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.