Sukses

Staf Menkeu: Hal Terpenting Bukan Resesi atau Tidak tapi Respon Kebijakan Pemerintah

Pemerintah juga terus berkomitmen dengan segala daya dan upayanya dalam mengatasi kondisi yang terjadi, termasuk resesi.

Liputan6.com, Jakarta Menilik pertumbuhan ekonomi terbaru yang terkontraksi 5,2 persen, tak ayal banyak prediksi bahwa Indonesia akan masuk jurang resesi. Untuk itu, pemerintah saat ini berupaya mendongkrak konsumsi masyarakat agar pertumbuhan ekonomi kuartal 3 minimal 0 persen.

Mengenai ini, Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo, menuturkan tidak perlu ada perdebatan mengenai resesi atau tidak. Hal yang penting saat ini adalah jaminan negara hadir di tengah masyarakat yang terimbas.

“Kalau perdebatan kita saat ini adalah resesi atau tidak resesi rasanya juga perlu kita intervensi supaya tidak terjebak pada teknikalitas. Yang penting sekarang bagaimana negara betul-betul hadir di saat market lumpuh,” kata Yustinus dalam diskusi virtual, Selasa (25/8/2020).

Pemerintah juga terus berkomitmen dengan segala daya dan upayanya dalam mengatasi kondisi yang terjadi.

“Jadi yang penting sekarang bukan apakah kita akan resesi atau tidak resesi, tapi apakah kita punya respons kebijakan yang membuat kita sendiri tenang, kita merasa yakin dan secara jangka menengah, panjang kita punya skenario untuk keluar dari krisis ini,” ujar dia.

Yustinus mengakui, penanganan covid-19 ini memang bukan perkara mudah. Untuk itu, ia meminta kerjasama dari berbagai pihak agar dapat bersama-sama mengatasi pandemi ini. Utamanya, dari sisi kesehatan.

“Kesehatan menjadi faktor determinan penting, tanpa pengendalian COVID yang meyakinkan sulit rasanya membuka ekonomi kita. Ini yang perlu kita pahami. Maka perlu kerja sama, pemerintah enggak mungkin sendirian perlu Pemda, masyarakat, akademisi dan seluruh elemen supaya penanganan COVID itu lebih optimal,” tukas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Bisa Minus 2 Persen, Indonesia Resesi?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan outlook kuartal III 2020 berada pada kisaran 0 hingga -2 persen.

Dengan pergeseran yang belum solid, Menkeu memperkirakan keseluruhan outlook untuk 2020 pada kisaran -1,1 sampai dengan 0,2 persen.

“Indikator di bulan Juli kita memang melihat downside ternyata tetap menunjukkan suatu risiko yang nyata. Jadi untuk kuartal ketiga kita outlooknya adalah antara 0 hingga negatif 2 persen. Kita lihat karena negatif 2 persen tadi pergeseran dari pergerakan yang belum terlihat, ini sangat sulit meskipun ada beberapa yang sudah positif,” kata Sri Mulyani dalam APBN KiTa, Selasa (25/8/2020).

Menkeu mengatakan, kunci utama dalam menghadapi situasi ini adalah konsumsi dan investasi. Menurutnya, meskipun pemerintah sudah all out, namun jika kedua kunci tersebut masih negatif, maka akan sangat sulit mencapai zona netral.

“Ini harus dilihat dan dimonitor. Makanya, Presiden minta menteri fokus melihat indikator investasi. Kuartal II kontraksi dalam. Kuartal III dan Kuartal IV bisa mulai pulih paling tidak mendekati 0 persen,” kata Sri Mulyani.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini