Sukses

Indef Prediksi Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 2,54 Persen di 2021

Indonesia memperlukan waktu untuk memperbaiki kinerja yang memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Center Macroeconomics and Finance Indef, M Rizal Taufikurahman memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 2,54 persen hingga 3,77 persen. Angka tersebut tercapai jika anggaran Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020 bisa terserap dengan cepat.

“Proyeksi kita dengan asumsi skenario yang dilakukan di 2020 ini, dimungkinkan pertumbuhan ekonomi kita kisaran 2,54 persen – 3,77 persen pada 2021, ini menunjukkan perbaikan ekonomi akan tumbuh hanya saja perlu waktu,” kata kata Rizal dalam Diskusi Online Indef "Meneropong Arah Makroekonomi 2021", Selasa (25/8/2020).

Indonesia memperlukan waktu untuk memperbaiki kinerja yang memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama untuk industri manufaktur, ekspor, dan perbaikan serta peningkatan investasi.

Tahun 2021 akan terjadi perubahan apabila realisasi PEN bisa terserap 100 persen diakhir 2020. Dengan adanya penyerapan tersebut maka pertumbuhan ekonomi bisa didorong dan sekaligus memperkuat pondasi dan bantalan ekonomi Indonesia.

“Yang mana proyeksi kebijakan covid-19 notabennya masih terus dilakukan dan ditingkatkan realisasi penyerapannya, namun lagi-lagi perlu ada akselerasi realisasi dari penyerapan kebijakan covid-19,” ujarnya.

Berdasarkan perhitungannya, penyerapan anggaran PEN baru 20 persen pada juli 2020. Ia pun berharap akhir Agustus peningkatannya bisa signifikan. Kendati begitu, Taufik memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2020 dimungkinkan minus 0,53 hingga 0,14 persen.

“Ini adalah skenario sedang dan berat, skenario sedang jika penanganan wabah sudah lebih dari satu semester dan realisasi stimulus fiskal saya asumsikan bisa di dorong 60 persen penyerapannya. Kemudian untuk skenario terberatnya kurang dari 60 persen,” jelasnya.

Begitu Pula, Taufik memproyeksikan inflasi di tahun 2020 ada di kisaran 2,1 persen – 3,88 persen. Dirinya berharap angka inflasi ini bisa ditekan sehingga bisa meminimalisir kualitas pertumbuhan ekonomi.

“Demikian juga proyeksi inflasi tahun 2021 Kisaran 2,20 persen hingga 3,22 persen, jadi memang angka ini masih bisa berubah terutama di dalam realisasi kebijakan fiskal dan perbaikan kinerja industri yang berbasis manufaktur yang memiliki daya saing , ekspor termasuk investasi dan dorongan konsumsi rumah tangga di tahun ini untuk tahun depan,” pungkasnya.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,5-5,5 Persen di 2021

Sebelumnya, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia di 2021 tumbuh positif. Hal ini seiring dengan harapan kembali pulihnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan.

Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2021 dan Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR RI.

 

"Asumsi indikator ekonomi makro yang kami pergunakan adalah sebagai berikut. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 persen-5,5 persen," kata Jokowi.

Tingkat pertumbuhan ekonomi ini, lanjut Jokowi, diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investas isebagai motor penggerak utama.

"Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen, untuk mendukung daya belimasyarakat. Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp 14.600 per US Dollar," ungkap dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.