Sukses

Ekspor Juli 2020 Naik 14,33 Persen Capai USD 13,73 Miliar

BPS mencatat ekspor Indonesia pada Juli 2020 mengalami peningkatan sebesar 14,33 persen dibanding bulan sebelumnya Juni 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Juli 2020 mengalami peningkatan sebesar 14,33 persen dibanding bulan sebelumnya Juni 2020. Ekspor Juli tercatat sebesar USD 13,73 miliar sedangkan pada bulan sebelumnya ekspor sebesar USD 12,01 miliar.

"Kalau kita bandingkan posisi ini dengan posisi bulan Juni 2020 terjadi kenaikan ekspor yang lumayan bagus yaitu sebesar 14, 33 persen," kata kepala BPS, Suhariyanto, dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/8).

Peningkatan ekspor ini terjadi karena sektor migas dan nonmigas sama-sama mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Di mana migas tercatat naik sebesar 23,77 persen atau mencapai USD 0,70 miliar. Sedangkan ekspor migas naik sebesar 13,86 persen atau tercatat USD 13,03 miliar.

"Kenaikan migasnya terjadi karena nilai minyak mentahnya itu naik lumayan tinggi 84,96 persen yang terjadi karena volumenya juga naik 38,85 persen. Sebaliknya nilai hasil minyaknya turun dan volumenya juga turun sementara nilai gas dan volumenya naik dari bulan Juni ke bulan Juli 2020," jelas dia.

Dengan nilai ekspor sebesar USD 13,73 miliar pada bulan Juli 2020, jika bandingkan dengan posisi Juli 2019, nilai ekspor Juli 2020 turun 9,90 persen. Nilai ekspornya turun karena ada penurunan ekspor migas sebesar 49,69 persen. Di sisi lain juga ada penurunan ekspor non migas sebesar 5,87 persen

"Kembali kalau kita lihat mtm arahnya bagus naik 14,33 persen tetapi kalau kita bandingkan year on year memang situasinya belum pulih sepenuhnya," kata dia.

Menurut sektor, secara umum keseluruhannya menunjukkan kan perkembangan yang menggembirakan. Ekspor migas pada bulan Juli itu tumbuh 23,77 persen. Pertanian juga tumbuh sebesar 24,1 persen, industri pengolahan tumbuh sebesar 16,95 persen tumbuh.

"Hanya ada satu sektor bulan Juli ini mengalami penurunan dibandingkan bulan Juni yaitu sektor pertambangan di mana ada penurunan sebesar 7,83 persen," jelas dia.

Adapun struktur ekspor menurut sektor ekspor non migas menyumbang 94,87 persen dari total ekspor Juli 2020.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gara-Gara Corona, Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra Anjlok 11 Persen

Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad mengatakan secara umum total perdagangan internasional Indonesia dengan para mitra dagang menurun drastis. Terjadi penurunan sejak Januari-Mei 2020 sebesar 11,25 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019.

"Dalam kurun waktu Januari-Mei 2020, dibanding Januari-Mei 2019 minus 11,25 persen," kata Tauhid dalam diskusi INDEF bertajuk Mempercepat Geliat Sektor Riil dalam mendukung Pemulihan Ekonomi: Peranan BUMN dalam mendukung pemulihan Ekonomi, Jakarta, Selasa (28/7).

Ini menunjukkan perlambatan ekonomi dunia memengaruhi neraca perdagangan Indonesia. Implikasinya berpengaruh terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Hal ini dipicu lantaran negara-negara mitra dagang Indonesia mengalami resesi selama 6 bulan.

Kondisi ini akan berimplikasi terhadap potensi pasar, ekspor Indonesia maupun. Termasuk Indonesia yang mengurangi impor terutama untuk bahan baku. Implikasi selanjutnya, dari sisi FDI yang mengalami penurunan cukup jauh.

"FDI kita meski tidak turun relatif besar dibanding bulan lalu, tapi kalau dibandingkan Januari saya kira sudah terkoreksi cukup dalam," kata dia

Penurunan yang terjadi bisa mencapai Rp 105 triliun dari saat ini hanya Rp 97 triliun. Penurunan ini cukup drastis dalam kurun waktu 6 bulan.

Dia menambahkan secara total FDI bisa berkurang sampai 30-40 persen tahun ini. Hal ini pun perlu diantisipasi agar negara-negara mitra dagang mempertahankan investasinya di Indonesia. 

3 dari 3 halaman

Resesi

Salah satu dampak yang terasa dari kondisi mitra dagang yang mengalami resesi yakni jumlah wisatawan mancanegara. Di masa pademi ini hambatan arus wisata karena kebijakan pembatasan sektor transportasi turut memengaruhi kedatangan wisatawan mancanegara.

"Masalah PSBB di sektor transportasi baik antar negara maupun dalam negeri turut mempengaruhi wisata mancanegara dan ini turun drastis," kata dia.

Pada bulan Mei 2020 ini hanya ada 200 ribu kunjungan wisatawan mancanegara. Padahal sebelum pandemi, jumlah wisatawan mancanegara hingga bulan Mei bisa mencapai 1,4 juta sampai 1,5 juta.

"Menurut saya dampak di suatu negara akan memiliki implikasi ke negara lain termasuk Indonesia," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.