Sukses

Harga Emas Kembali Melonjak, Bahkan Diprediksi Bisa Sentuh USD 2.500

Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen menjadi USD 1.949 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali menguat setelah mengalami penurunan tajam pada perdagangan sebelumnya. Pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta), harga emas mampu bertahan di atas level USD 1.900 per ounce.

Pada perdagangan sehari sebelumnya atau pada perdagangan Selasa, harga emas mencatatkan penurunan harian terburuk dalam 7 tahun karena data ekonomi yang buruk.

Mengutip CNBC, Kamis (13/8/2020), harga emas di pasar spot naik 1,4 persen menjadi USD 1.937,42 per ounce, setelah sebelumnya turun sebanyak 2,5 persen. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 0,1 persen menjadi USD 1.949 per ounce.

Pada perdagangan sehari sebelumnya atau pada Selasa, harga emas merosot 6,2 persen dan merupakan penurunan satu hari terburuk sejak April 2013. Harga perak juga turun 15 persen dan membukukan penurunan terbesar sejak Oktober 2008.

"Penurunan kemarin adalah koreksi yang sehat. Saat ini memungkinkan lebih banyak lagi orang luntuk masuk, sehingga harga akan reli lagi dan pada akhir tahun kita akan melihat tertinggi baru sepanjang masa dengan emas di USD 2.500 per ounce," kata kepala analis Blue Line Futures, Chicago, Phillip Streible.

"Semua faktor fundamental mendukung harga emas untuk naik kembali. Federal Reserve AS akan tetap dovish untuk jangka waktu yang lama, mereka telah mengatakan akan membiarkan inflasi naik di atas target." tambah dia.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pada perdagangan sebelumnya, harga emas jatuh hingga 5,3 persen pada hari Selasa. Pelemahan ini sekaligus mencatat penurunan satu hari terburuk dalam tujuh tahun.

Sentimen utama dalam pergarakan harga emas adalah kembalinya selera risiko menyusul angka ekonomi yang menggembirakan dan harapan paket bantuan virus corona baru mendorong S&P 500 mendekati rekor tertinggi.

“Ini terasa seperti kecelakaan kecil. Kami tidak dapat mengatasi berita utama pagi hari tentang vaksin potensial Rusia, dan optimisme terus mengalir ke saham,” kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA seperti dikutip dari CNBC, Rabu (12/8/2020).

Harga emas di pasar spot jatuh 5,2 persen menjadi USD 1.921,50 per ounce, mundur tajam dari rekor tertinggi Jumat di USD 2.072,50 dan ditetapkan untuk hari terburuk sejak Juni 2013. Harga emas berjangka AS turun 4,6 persen pada USD 1.946,30.

Data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan membantu mempercepat aksi jual, tetapi prospek tetap bullish untuk harga emas, kata Moya.

Harga produsen AS rebound lebih dari yang diharapkan pada bulan Juli, dan indeks S&P Global AS bergerak mendekati rekor tertinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.