Sukses

Kemenhub Target Bangun 10.524 Km Jalur Kereta Api hingga 2030

Kementerian Perhubungan menargetkan dapat membangun jalur kereta api sepanjang 10.524 kilometer hingga 2030.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan menargetkan dapat membangun jalur kereta api sepanjang 10.524 kilometer hingga 2030.

“Selain itu, diharapkan moda kereta api dapat terlaksana dengan terintegrasi, aman, selamat, nyaman, pelayanan handal dan terjangkau,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dikutip dari Antara, Selasa (11/8/2020).

Saat ini telah terbangun 1.796 kilometer jalur kereta yang beroperasi di Pulau Sumatera, 45 kilometer jalur beroperasi di Pulau Sulawesi, serta 4.131 kilometer jalur beroperasi di Pulau Jawa.

Dalam kurun waktu 2015-2020, capaian konektivitas pembangunan jalur KA di wilayah Sumatera mencakup pembangunan jalur KA Bandar Tinggi – Kuala Tanjung, jalur KA Parabumulih – Kertapati, jalur ganda KA Martapura - Baturaja, jalur ganda KA Kotabumi – Cempaka, KA Bandara Kualanamu Medan, KA Bandara Internasional Minangkabau Padang, LRT Sumatera Selatan di Palembang, serta reaktivasi jalur KA Padang – Pulo Aer.

Sedangkan di Pulau Jawa, dalam kurun waktu 2015-2020, telah dibangun jalur ganda KA Kroya – Kutoarjo, jalur ganda KA Solo – Madiun, jalur ganda KA Madiun-Jombang, reaktivasi jalur KA Cianjur-Cipatat, KRL Jabodetabek.

Kemudian, KA Bandara Soekarno Hatta, MRT Jakarta Tahap I, LRT Provinsi DKI Jakarta Tahap I, KA Prameks Yogyakarta-Solo, KA Bandara Yogyakarta International Airport, dan KA Padalarang-Bandung-Cicalengka.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan pada 2024 juga akan ditambah KA bandara serta kereta api menuju pelabuhan.

“Dan juga ini ditandai dalam lima tahun ke depan adalah KA cepat Jakarta-Bandung sudah bisa dimanfaatkan masyarakat,” ujarnya.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo menyebutkan saat ini KAI sudah mengangkut 429 juta penumpang dan 47 juta ton barang logistik di seluruh penjuru Sumatera dan Jawa.

“Di sisi angkutan penumpang dengan 429,3 juta penumpang ini adalah beberapa manfaat mempermudah pergerakan orang secara massal di Jawa dan Sumatera, menjalankan KA PSO ada 1.191 perjalanan KA per hari. Kemudian penugasan KA perintis ada enam KA per hari ini dijalankan di daerah di mana transportasi masih kekurangan. Kemudian juga KA Bandara dan LRT, kami sekarang sedang melakukan invetasi untuk pembangunan LRT Jabodebek dan KA bandara di Jakarta Solo dan kota lainnya,” ujar Didiek.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menko Mahfud MD Sebut Layanan Kereta Api Lebih Baik dari Pesawat, Ini Alasannya

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengakui adanya peningkatan layanan penumpang dalam moda transportasi kereta api. Bahkan, ia menyebut layanan oleh kereta api lebih baik dibandingkan pesawat udara.

"Sekarang kereta api adalah pilihan lebih nyaman dibandingkan pesawat. Kalo tidak diburu waktu saya pilih naik kereta api," jelas dia dalam webinar bertajuk Transportasi untuk Merajut Keragaman, Selasa (11/8).

Lebih dari itu, sambung Mahfud, moda transportasi kereta api juga mempunyai makna filosofis mendalam yang baik bagi persatuan bangsa. Mengingat pengguna akan lebih luwes dalam melakukan interaksi dibanding jenis angkutan lainnya.

"Banyak diantaranya, barangkali dari yang hadir di antara kita. Juga ada yang mendapat jodoh karena naik kereta api atau ketemu di stasiun," jelasnya.

Selain itu, moda transportasi ini juga dinilai sebagai urat nadi untuk menghubungkan potensi yang dimiliki antar daerah. Sehingga berpotensi besar menjadi media untuk pengembangan ekonomi di suatu daerah.

"Dengan manfaat ini, potensi daerah dapat dieksekusi lebih cepat. Sehingga berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia," paparnya

Pun, Mahfud menilai kereta api juga mampu memperkuat kesatuan bangsa. Dimana dengan semakin terbukannya akses oleh sistem transportasi, maka akan terjadi pula pemahaman akan budaya lain maupun karakter suatu masyarakat.

"Ketika setiap orang saling mengenal dan membangun kepercayaan lebih dekat. Maka akan melunturkan perasaan saling curiga atau prasangka buruk lainnya," imbuh dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Cetak Rekor, Penumpang Kereta Api di 2019 Tembus 429 Juta Orang

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri mencatat dalam lima tahun terakhir atau sejak 2015 jumlah pengguna kereta api terus meningkat hingga saat ini. Bahkan pada 2019 lalu, total jumlah pengguna kereta api mencapai 429,3 juta orang atau sebagai rekor tertinggi.

"Sedikit saya highlight terkait perkembangan kereta api dalam 5 tahun terakhir, bahwa memang pertumbuhan pergerakan perjalanan kereta api hari ini meningkat signifikan sejak awal tahun 2015. Berdasarkan grafik perjalanan kereta api sekitar 500 perjalanan kereta api dalam 5 tahun terakhir dan jumlah penumpang tahun lalu bahkan mencapai rekor dengan 429,3 juta pengguna," ujar dia dalam webinar bertajuk Transportasi untuk Merajut Keragaman, Selasa (11/8).

Menurut Zulfikri dari capaian rekor penumpang pada tahun lalu tersebut didominasi oleh penumpang dari kelas ekonomi mencapai 95 persen. Kemudian, kelas eksekutif sebanyak 4 persen dan kelas bisnis sebesar 1 persen.

"Maka, segmen penumpang yang dilayani oleh PT KAI sebagian besar penumpang kelas ekonomi yang berpenghasilan menengah ke bawah," imbuh dia.

Lebih jauh, pria yang baru sembuh dari paparan Covid-19 ini menyebut bahwa torehan positif ini merupakan buah dari kegigihan pemerintah dalam menggencarkan pembangunan infrastruktur bagi moda kereta api. Salah satunya penambahan jalur kereta api sejak tahun 2015 yang mencapai 1025 kilometer.

"Disini tercatat sudah 1025 kilometer terbangun sejak tahun 2015. Ini tersebar juga di sumatera dan jawa dan sudah dimulai juga pembangunan jalur kereta api di Sulawesi yang memang kita harapkan bisa segera kita operasikan," ujarnya.

Akan tetapi, ia mengungkapkan jika torehan positif ini sepenuhnya belum bisa mengakomodir keinginan publik. Seperti belum tersedianya moda angkutan kereta api di daerah tertentu.

"Memang apa yang sudah dibangun hari ini yang dikembangkan pemerintah masih belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat, dalam rangka meningkatkan konektivitas dan mobilitas. Tetapi ini terus akan dikembangkan pembangunan di lima tahun pertama sampai tahun 2024," tukasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.