Sukses

Sentimen Indonesia Resesi Makin Kuat, Rupiah Ditutup Melemah

Rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.680 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.648 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah pada Selasa sore ditutup melemah. Hal ini dipicu kekhawatiran akan terjadinya resesi ekonomi domestik.

Rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.680 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.648 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa, mengatakan, sebenarnya sentimen di pasar cukup positif di regional hari ini, tapi rupiah malah tertekan.

"Potensi resesi di Indonesia mungkin jadi penghalang penguatan," ujar Ariston.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi pertumbuhan ekonomi akan minus sampai akhir tahun ini, setelah pada kuartal II terkoreksi 5,32 persen.

Pada kuartal III dan IV pertumbuhan ekonomi diperkirakan masing-masing akan minus 1 persen dan 1,38 persen.

Ariston menuturkan tingkat imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sendiri sebenarnya menguat dan harga emas juga terkoreksi.

Hal tersebut bisa mengindikasikan peralihan aset dari aman ke berisiko dan menjadi katalis positif bagi nilai tukar.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.580 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.580 per dolar AS hingga Rp14.714 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.728 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.750 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 2 Persen di Kuartal III-2020?

Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 berada di rentang antara minus 1 persen hingga 2 persen. Untuk itu, Pemerintah sedang melakukan berbagai upaya agar ekonomi nasional tetap tumbuh positif di kuartal III-2020.

"Tentu Indonesia yang turun 5,32 persen diharapkan bisa membaik di kuartal III dengan prediksi minus 2 minus 1 atau bahkan berharap bisa masuk positif," kata dia di acara launching Collective Action Coalition Againts Corruption (CAC) Indonesia secara virtual, Jakarta, Selasa (11/8/2020).

Airlangga menekankan salah satu upaya agar perekonomian nasional tumbuh positif pada kuartal III tahun ini adalah melalui belanja pemerintah. Menurut dia, disisa waktu sampai akhir tahun pemerintah harus membelanjakan anggaran sekitar Rp 1.700 triliun lagi.

"Pemerintah sendiri sudah menyiapkan anggaran yang defisitnya diperlebar sepanjang tahun ini Rp 2.700 triliun sampai Juni sudah dibelanjakan Rp 1.000 triliun, dan masih ada sekitar Rp 1.700 triliun yang perlu dibelanjakan pada kuartal III dan IV nanti," kata Airlangga.

Sebelumnya dalam kesempatan berbeda, Airlangga mengharapkan belanja pemerintah di sisa kuartal ke III dan IV bisa menjadi penggerak ekonomi. Sehingga, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 tidak mengalami kontraksi.

"Belanja pemerintah bisa menopang sebagai pengungkit di kuartal III dan IV sehingga secara tahunan proyeksi kita bisa di atas air," jelas dia dalam sebuah diskusi di Jakarta.

Dia menyadari, tekanan terjadi pada kuartal ke II yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 5,32 persen karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Akibatnya berdampak pada konsumsi rumah tangga.

"Konsumsi rumah tangga kita ketahui sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.