Sukses

Tren Emas Terus Bersinar di Tahun 2020, Penjualan Emas Antam Capai Rp 6,41 T

Emas Antam menjadi menjadi kontributor terbesar penjualan Antam sebesar Rp6,41 triliun atau 69% dari total penjualan perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, tren emas global terus mengalami peningkatan bahkan sempat menyentuh angka USD2.100 per ounce. Kondisi ini pun turut mengerek harga emas Antam. Sudah lebih dari sepekan, harga emas Antam bertengger di atas Rp1 juta.

Dikutip dari website www.logammulia.com, per hari ini (10/8), emas Antam dibanderol Rp1.054.000. Antam pun meyakini tren emas akan tetap bersinar di tahun 2020.

Sekretaris Perusahaan Antam, Kunto Hendrapawoko mengatakan tren masyarakat untuk berinvestasi emas masih cukup tinggi. Hal ini terlihat dari adanya kenaikan transaksi penjualan online logam mulia pada periode April-Juni 2020.

“Di masa pandemi Covid-19 saat ini, kenaikan transaksi logam mulia Antam masih menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan,” kata Kunto.

“Selama semester 1 tahun ini, emas pun menjadi kontributor terbesar penjualan Antam sebesar Rp6,41 triliun atau 69% dari total penjualan perusahaan,” tambahnya.

Tren Emas Berlanjut ke Semester 2

Kunto meyakini tren positif emas akan terus berlanjut di semester 2 tahun ini. Emas sebagai investasi safe haven dan respon positif masyarakat di tengah terus meningkatnya harga emas, dinilai mampu mempertahankan tren positif emas Antam.

“Tentunya kami berharap tren positif ini akan terus berlanjut, terlebih dengan sertifikasi LBMA yang kami miliki menjamin kualitas produk Antam yang mampu bersaing di pasar internasional.” papar Kunto.

Kunto menjelaskan, saat ini Antam melalui UBPP Logam Mulia merupakan satu-satunya pabrik pemurnian emas di Indonesia yang memiliki akreditasi Good Delivery List Refiner di London Bullion Market Association (LBMA).

“Sertifikasi LBMA yang dimiliki ini memastikan sumber produk perusahaan terbebas dari penambangan ilegal, pencucian uang, terorisme, pelanggaran hak asasi manusia dan perdagangan manusia,” jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inovasi Produk ANTAM

Untuk memperkuat nilai tambah produk emas, Antam terus melakukan inovasi produk dan penjualan. Hal ini juga dilakukan seiring dengan tumbuhnya kesadaran berinvestasi emas di tengah tren kenaikan harga emas dan fluktuasi nilai tukar mata uang asing.

“Di masa pandemi ini, Antam menerapkan sistem transaksi online sebagai bentuk adaptasi pasar. Kami juga terus melakukan inovasi produk seperti jasa depositori BRANKAS dan emas khusus seperti gift series, emas seri Batik Indonesia, bezel dan lain sebagainya”, papar Kunto.

BRANKAS (Berencana Aman Kelola Emas) merupakan depositori emas yang sudah dikeluarkan Antam sejak tahun 2016.

“BRANKAS bertujuan untuk memudahkan pelanggan dalam berinvestasi emas. Emas yang dibeli akan disimpan di Antam dan dapat diambil dalam bentuk emas fisik atau uang ketika pelanggan membutuhkannya,” tutur Kunto.

Saat ini, produk emas batangan Antam juga menggunakan teknologi CertiEye dalam kemasan pecahan 0,5 – 100 gram. Menurut Kunto, teknologi ini berfungsi untuk meningkatkan keamanan produk dan kemudahan bagi konsumen untuk mengetahui keaslian emas.

Waspadai Sistem Lelang dan Pre Order Emas Antam

Kunto memaparkan, teknologi CetiEye di kemasan produk emas batangan Antam diharapkan dapat mengurangi potensi penipuan berkedok logam mulia Antam. Ia pun menjelaskan bahwa sistem pembelian emas Antam adalah cash and carry. Sehingga meminta masyarakat untuk waspada terhadap informasi terkait lelang dan pre order emas Antam

“Antam tidak pernah melakukan transaksi emas dengan sistem lelang dan pre order. Kami berharap masyarakat akan lebih berhati-hati dan bijak dalam melakukan investasi emas. Untuk informasi terkait dengan lokasi butik emas Antam dan sistem penjualan bisa dilihat di www.logammulia.com dan instagram @antamlogammulia,” tutupnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.