Sukses

Layaknya Kesehatan, Sering-sering Cek Kondisi Keuangan Ya

Seberapa sering rencana keuangan harus ditinjau dan mengapa?

Liputan6.com, Jakarta Hampir semua orang memeriksakan kesehatan medis mereka secara berkala. Layaknya kendaraan dan AC yang juga membutuhkan layanan servis secara rutin agar bisa berjalan mulus.

Tetapi, banyak orang lupa bahwa prinsip yang sama ini juga berlaku untuk rencana keuangan. Tidak meninjau rencana keuangan secara teratur dapat mempersulit pencapaian tujuan keuangan, terutama pada saat perubahan besar dalam kehidupan seseorang, seperti pernikahan.

Seberapa sering rencana keuangan harus ditinjau dan mengapa?

Terlepas dari tinjauan terjadwal dengan perencana keuangan Anda, berikut adalah lima indikasi utama bahwa sudah waktunya untuk mengubah rencana keuangan Anda, dilansir dari laman Freemalaysiatoday.com, Selasa (10/8/2020)

1. Perubahan ekspektasi atau tujuan finansial

Saat membuat rencana keuangan, harus ada serangkaian tujuan dan sasaran tertentu yang ingin Anda capai dalam jangka waktu tertentu.

Ini mungkin termasuk menabung untuk masa pensiun, membeli rumah baru atau pendidikan tinggi anak-anak. Sasaran ini harus ditinjau kembali setelah waktu berlalu untuk menyesuaikan yang telah berubah karena kondisi ekonomi atau inflasi.

Misalnya jika Anda berencana untuk pensiun pada usia 50 tahun, pertimbangkan untuk menundanya hingga usia 55 tahun untuk mendapatkan tahun produktif lebih banyak, atau jumlah yang diinvestasikan perlu ditingkatkan.

Tinjauan atas rencana keuangan memungkinkan Anda untuk menentukan apakah tujuan dapat dicapai secara realistis mengingat keadaan saat ini, dan apakah penyesuaian diperlukan.

Rencana keuangan juga bisa berubah karena adanya perubahan prioritas, menikah atau mengharapkan anak, artinya membuat rencana untuk dana pendidikan masa depan anak.

2. Perubahan pendapatan

Anda mungkin telah menerima kenaikan gaji atau bonus, atau mungkin menghadapi pemotongan gaji untuk membantu perusahaan bertahan dalam masa-masa sulit ini.

Setiap perubahan pendapatan yang signifikan akan berdampak langsung pada rencana keuangan Anda. Perubahan positif dapat mengarah pada pencapaian tujuan Anda lebih awal dan memungkinkan Anda untuk bermimpi lebih besar.

Jika ada perubahan pendapatan, rencana keuangan harus ditinjau ulang dan nomor serta tujuan investasi direvisi. Mungkin tanggal target perlu dipindahkan atau jumlahnya perlu disesuaikan.

Apabila ada tujuan yang tidak bisa diganggu gugat, mungkin sekarang saatnya mencari sumber penghasilan tambahan untuk membantu mencapai tujuan keuangan tepat waktu.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Keadaan darurat

Keadaan darurat keuangan terjadi begitu saja yang dapat menyebabkan tekanan keuangan yang besar. Misalnya keadaan darurat medis dapat membuat lubang besar dalam tabungan Anda, terutama jika tidak ada perencanaan darurat, seperti asuransi kesehatan yang memadai.

Oleh karena itu, biaya perawatan lanjutan harus dipertimbangkan serta kemungkinan hilangnya pendapatan. Sehingga pengeluaran yang tidak direncanakan tersebut akan berdampak langsung pada tujuan keuangan seseorang.

Ini adalah saat peninjauan rencana keuangan diperlukan, agar Anda dapat mengelola dengan baik, bahkan di masa-masa sulit, dengan merencanakan hal-hal yang tidak terduga.

4. Perubahan tanggungan

Perubahan status perkawinan, kelahiran anak atau kematian orang yang dicintai dapat mempengaruhi arus kas, dan mempengaruhi rencana keuangan.

Misalnya, pengeluaran untuk keluarga yang sedang tumbuh akan lebih tinggi dan lebih banyak perlindungan asuransi jiwa mungkin diperlukan, sehingga tanggungan ditanggung jika seseorang meninggal secara tidak terduga.

Begitu juga dengan perencanaan warisan yang tepat itu penting, dimulai dengan menulis surat wasiat untuk menghindari perselisihan tentang aset di kemudian hari. Setiap perubahan pada keluarga atau penerima manfaat harus tercermin dalam surat wasiat.

 

3 dari 3 halaman

5. Perubahan selera risiko dan toleransi

Usia, pengalaman dan pengetahuan masa lalu dan tingkat toleransi risiko (fungsi pendapatan, pengeluaran, tanggung jawab keuangan, dan kedekatan dengan tujuan) merupakan penentu penting saat menyusun rencana keuangan.

Misalnya, seorang investor muda lebih cenderung bersedia mengambil risiko investasi yang lebih besar. Karenanya, portofolio mereka akan condong ke kelas aset berisiko seperti ekuitas.

Tetapi mereka yang mendekati masa pensiun akan memiliki tingkat toleransi risiko yang lebih rendah, yang akan mempengaruhi alokasi aset.

Jika tujuan tertentu mendekati realisasi, campuran aset untuk tujuan tersebut harus dipindahkan ke kelas aset yang tidak terlalu mudah berubah seperti instrumen hutang dan pendapatan tetap. Ini membantu menghindari dipaksa untuk melikuidasi aset selama penurunan atau koreksi pasar.

Demikian tinjauan tahunan, dua tahunan atau lebih akan meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan keuangan dengan memungkinkan Anda untuk memasukkan perubahan pribadi.

Tinjauan juga memungkinkan Anda untuk menganalisis investasi individu, dan menentukan apakah ada penyeimbangan kembali atau penyesuaian investasi yang diperlukan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.