Sukses

Harga Minyak Naik, Dekati Level Tertinggi Selama Lima Bulan

Harga minyak naik pada Selasa, di jalur penutupan dekati level tertinggi lima bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada Selasa, di jalur penutupan dekati level tertinggi lima bulan.

Sentimen utama muncul dari harapan Amerika Serikat membuat kemajuan pada paket stimulus ekonomi baru dan tanda-tanda Amerika membuat kemajuan dalam mengendalikan penyebaran virus corona.

Dikutip dari CNBC, Rabu (5/8/2020), harga minyak Brent futures naik 57 sen, atau 1,3 persen, menjadi USD 44,72 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate naik 69 sen, atau 1,68 persen, menjadi menetap di USD 41,70 per barel.

Kedua tolok ukur ditetapkan untuk ditutup pada level tertinggi sejak awal Maret.

"Harga minyak berubah positif karena harapan stimulus dan setelah putaran positif data ekonomi menunjukkan pemulihan manufaktur berlanjut pada Juni," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan, menunjuk ke data manufaktur yang lebih baik dari yang diharapkan di Asia, Eropa dan Amerika Serikat.

Negosiasi antara Demokrat kongres dan Gedung Putih pada putaran baru bantuan coronavirus telah mulai bergerak ke arah yang benar, meskipun kedua belah pihak tetap berjauhan, kata Demokrat dari Senat AS, Selasa. Hal ini menjadi sentimen harga minyak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Virus Corona Melandai

Kasus-kasus baru virus korona AS turun di bawah 50 ribu selama akhir pekan untuk pertama kalinya sejak awal Juli, menurut Pusat Pengendalian Penyakit A.S.

Meskipun kenaikan harga Selasa, para pedagang mengatakan minyak mentah tetap di bawah tekanan karena kekhawatiran gelombang baru infeksi COVID-19 di tempat lain di dunia akan menghambat pemulihan permintaan seperti halnya produsen utama meningkatkan produksinya.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, meningkatkan produksi bulan ini sekitar 1,5 juta barel per hari. Produsen A.S. juga berencana untuk memulai kembali produksi yang ditutup.

Di Eropa dan Asia, sementara itu, kekhawatiran berkembang bahwa coronavirus mungkin menyebar dalam gelombang kedua global, kata Paola Rodriguez Masiu dari Rystad Energy.

Dalam tanda lebih lanjut dari rebound permintaan yang tidak merata, analis memperkirakan stok sulingan AS naik sementara minyak mentah dan bensin turun pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters. American Petroleum Institute merilis laporan inventaris mingguan pada pukul 4.30 malam, diikuti oleh data pemerintah pada hari Rabu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.