Sukses

Gara-Gara Corona, Pendapatan Pengusaha Properti Anjlok 50 Persen

Dampak pandemi Covid-19 sangat terasa di sektor properti

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Totok Lusida, mengakui dampak pandemi Covid-19 sangat terasa di sektor properti. Bahkan, pendapatan bisnis sektor properti anjlok mencapai 50 persen.

“Pendapatan bisa dikatakan turun 50 persen kalau dibandingkan normal,” katanya dalam webinar bertajuk Sinergi untuk Percepatan Pemulihan Sektor Perumahan, Rabu (29/7/2020).

Dia mengatakan, sebelumnya sektor perumahan pun terhambat lantaran ketidakpastian perang dagang. Diperparah lagi dengan terjadinya pandemi. Secara otomatis membuat sektor ini menjadi lesu.

Namun, hanya sektor rumah subsidi saja yang masih bergerak dan mendapat stimulus pemerintah. Sebaliknya, sektor non-subsidi, menurut Totok, perlu mendapatkan relaksasi mengingat kewajiban para pengembang tetap dijalankan.

“Kami berharap pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang extraordinary khususnya bagi sektor properti. Beberapa relaksasi yang diperlukan untuk sektor perbankan, tenaga kerja, pajak, retribusi, perizinan, dan energi,” jelas Totok.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sebelumnya

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, meminta perusahaan pembiayaan PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) dapat bekerja keras memenuhi keperluan perumahan bagi masyarakat. Apalagi sejak terjadinya pandemi, geliat sektor perumahan menjadi turun.

"Sebelum pandemi kita tahu ada backlog kepemilikan rumah 11 juta lebih dan harus diupayakan bertahap dengan covid-19 ada sedikit perlambatan moga-moga bisa kita kejar ke depan," kata dia dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Rabu (29/7).

Dia mengatakan, sektor perumahan menjadi penting karena memiliki multiplier efek cukup tinggi. Apalagi sektor ini juga bisa menarik sektor lainnya. Mulai dari sektor konstruksi, tenaga kerja, semen, dan bahkan pertambangan.

"Kemudian kita pikirkan ini harus diperhatikan terus, saya mau titipkan ke PT SMF untuk betul-betul bisa ciptakan terobosan baru dan tentu lewat perbankan lewat BTN untuk ciptakan terobosan atau instrumen baru yang dapat digunakan," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.