Sukses

Harga Minyak Turun Dibayangi Penambahan Kasus Virus Corona

Harga minyak turun sekitar 1 persen pada hari Selasa.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun sekitar 1 persen pada hari Selasa. Hal ini karena anggota parlemen AS bersiap paket stimulus ekonomi dan investor khawatir tentang kenaikan kasus virus corona di seluruh dunia.

Dikutip dari CNBC, Rabu (29/7/2020), minyak mentah berjangka Brent turun 19 sen, atau 0,44 persen, menjadi USD 43,22 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate menetap 56 sen, atau 1,35 persen lebih rendah pada USD 41,04 per barel.

Partai Republik AS meluncurkan proposal bantuan virus corona baru pada hari Senin, empat hari sebelum jutaan orang Amerika kehilangan manfaat pengangguran yang diperluas. Pada hari Selasa, mereka menghadapi pembicaraan sulit dengan Demokrat tentang cara terbaik untuk pulih dari pandemi virus corona.

"Ada kekhawatiran dengan stimulus dari Washington, yang sangat penting untuk kompleks minyak dan untuk mendukung permintaan, terutama untuk bensin," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Kilduff menambahkan bahwa semakin lama pembicaraan, semakin akan membebani sentimen pasar.

Juga negatif untuk harga minyak, kepercayaan konsumen A.S. mereda pada bulan Juli di tengah maraknya infeksi COVID-19 di seluruh negara. Kasus di seluruh dunia telah meningkat menjadi sekitar 16,57 juta orang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertemuan The Fed

Investor sedang menunggu hasil pertemuan panel pengaturan kebijakan Federal Reserve AS pada hari Selasa dan Rabu. Panel ini diharapkan untuk menegaskan kembali bahwa suku bunga akan tetap mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.

Bulan ini, minyak mentah Brent telah jatuh lebih dalam. Dimana harga komoditas di masa depan lebih tinggi dari harga spot, mendorong penumpukan persediaan.

Harga Oktober sebanyak 53 sen per barel di atas level September, dibandingkan dengan perbedaan 1 sen di awal Juli.

“Ini menunjukkan bahwa pengetatan yang kami lihat di pasar telah sedikit berkurang, dengan prospek permintaan lebih tidak pasti mengingat kebangkitan kasus COVID-19 di beberapa daerah,” kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas ING.

Data industri tentang stok AS akan dirilis hari Selasa. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS kemungkinan tidak berubah minggu lalu, sementara persediaan produk olahan mungkin menurun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.