Sukses

Kredit Bank Diprediksi Tumbuh Hanya 4 Persen di Akhir 2020

Pertumbuhan kredit bank akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini meski tidak tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi kredit perbankan pada akhir 2020 ini akan berada di angka maksimal 4 persen. Itu sedikit tumbuh dibanding penyaluran kredit bank yang melambat saat ini.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan kredit pada Mei 2020 sekitar 3 persen. Itu jauh lebih rendah dibanding periode sama tahun sebelumnya, yang 6 persen.

"Ini sudah turun, hanya jadi sekitar 3 persen, itu angka Mei. Tahun kemarin kita 6 persen," jelas Wimboh dalam sesi teleconference, Kamis (23/7/2020).

Menurut pantauannya, pergerakan kredit pada Juni kemarin masih terus akan turun. Pertumbuhan kredit baru akan naik pada bulan ini ketika -aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak.

"Itu di bulan Juni ini pasti turun, karena memang credit growth turun akibat aktivitas ekonomi di Juni belum bergerak. Baru bergerak di bulan Juli," kata Wimboh.

Pertumbuhan kredit akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini meski tidak tinggi. Wimboh memperkirakan, pertumbuhannya berada pada kisaran 3-4 persen di penghujung 2020.

"Kalau diperkirakan, credit growth di akhir tahun sekitar 3-4. Diharapkan di 2021 akan back to normal," ujar dia.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti seputar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di pasar modal yang belum banyak bergerak di tengah pandemi.

"Pasar modal juga emiten barunya belum bergerak. Ada tapi masih kecil-kecil. Kalau ekonomi bergerak pasar modal back to normal. Indeksnya sudah di atas 5.000. mudah-mudahan nanti back to normal," pungkasnya.

 

 

Tonton Video Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bank yang Belum Terapkan Digitalisasi Siap-siap Ditinggal Lari Nasabah

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso terus mendorong agar bank-bank di Indonesia bisa segera memfasilitasi layanan dengan akses digital.

Menurut dia, teknologi jadi kunci utama kegiatan bisnis seperti bank untuk bisa berkompetisi. Tanpa modal tersebut, bank nantinya akan lemah dan ditinggalkan para nasabahnya.

"Kalau bank ini terlalu lemah untuk berkompetisi di industri, tinggal waktu saja pasti akan menjadi tidak kompetitif, tidak menarik produk, dan akhirnya nasabahnya tidak convenient dan akhirnya lari," ujar Wimboh dalam sesi teleconference, Kamis (23/7/2020).

Dia mengaku jika OJK juga sudah menyiapkan berbagai aturan agar bank di masa mendatang semuanya bisa terfasilitasi dengan layanan digital.

"Jangan harap kalau enggak terapkan teknologi bisa berkompetisi dengan baik dan akhirnya nasabah bisa lari," tegas dia.

Wimboh mengutarakan, dalam menyiapkan teknologi dan layanan digital tersebut, bank bisa berkolaborasi dengan pihak lainnya.

OJK disebutnya akan terus memantau pergerakan tersebut sampai semua bank nantinya bisa terdigitalisasi. "Digitalisasi tidak musti semua bank menginstall infrastruktur sendiri, bisa kolaborasi. Ini penting sehingga nanti kami deteksi fasilitas apa yang akan diminta kepada otoritas berkaitan dengan digitalisasi tadi," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.