Sukses

Harga Minyak Naik Tipis Terdorong Harapan Penemuan Vaksin Vorona

Harga minyak mentah Brent naik 15 sen atau 0,35 persen menjadi USD 43,29 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak hanya berubah sedikit pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Peningkatan kasus positif Corona membebani harga minyak.

Namun, adanya berita-berita positif mengenai kemajuan penemuan antivirus atau vaksin Corona menjadi katalis kenaikan harga minyak.

Selain itu, adanya rencana stimulus yang diguyurkan oleh Uni Eropa juga mendorong kenaikan harga minyak. Stimulus ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Mengutip CNBC, Selasa (21/7/2020), harga minyak mentah Brent naik 15 sen atau 0,35 persen menjadi USD 43,29 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate naik 22 sen atau 0,54 persen menjadi USD 40,81 per barel.

"Seperti yang telah diduga. Harga minyak tidak mungkin untuk menghasilkan keuntungan yang cukup besar segera, sampai sinyal bahwa pandemi melambat," kata kepala analis Rystad Energy Bjornar Tonhaugen.

Menurut perhitungan Reuters, tebih dari 14,5 juta orang telah terinfeksi oleh virus Corona secara global dan lebih dari 604.000 telah meninggal karena COvid-19, penyakit yang disebabkan oleh patogen ini.

Harga minyak mendapat dukungan setelah tiga kelompok mengatakan potensi vaksin yang mereka buat menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Sebelumnya, harga minyak secara umum stabil pada hari Jumat di awal perdagangan AS. Ini karena ekspektasi lebih banyak program stimulus ekonomi menyeimbangkan kekhawatiran tentang pemulihan permintaan bahan bakar karena kasus virus corona melonjak dan negara-negara produsen minyak mentah utama siap meningkatkan output.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (18/7/2020), minyak mentah berjangka Brent turun 24 sen menjadi USD 43,13 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate menetap 16 sen lebih rendah pada USD 40,59 per barel.

Amerika Serikat melaporkan sedikitnya 75 ribu kasus COVID-19 baru pada hari Kamis, yang menjadi rekor harian. Spanyol dan Australia melaporkan lompatan harian tertajam mereka dalam lebih dari dua bulan. Sementara kasus terus melonjak di India dan Brasil.

Pembuat undang-undang di Amerika Serikat dan Uni Eropa akan memperdebatkan tahapan program stimulus berikutnya dalam beberapa hari mendatang.

"Sementara kasus virus tetap meningkat dalam memberikan pembatas harga terbalik, harapan untuk beberapa stimulus tambahan yang didorong oleh Kongres tampaknya menawarkan dukungan untuk ekuitas yang tumpah ke ruang minyak," kata Jim Ritterbusch dari konsultan energi Ritterbusch and Associates yang berbasis di AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.