Sukses

Punya Peran Penting di Ekonomi, Pemerintah Harus Bantu Perbankan

Selama ini para debitur yang menjalankan sektor riil dan kegiatan ekonomi dunia usaha dibiayai oleh sektor perbankan.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perbankan saat ini menjadi salah satu pilar ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mukhamad Misbakhun mendorong pemerintah bisa membuat kebijakan untuk mendorong sektor tersebut lebih maju.

"Perbankan perannya sangat besar karena apa? Karena perbankan inilah yang nanti akan menjadi tulang punggung menjadi kunci bagaimana kita recovery ekonomi," kata dia dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Selama ini para debitur yang menjalankan sektor riil dan kegiatan ekonomi dunia usaha dibiayai oleh sektor perbankan. Namun akibat pandemi, seluruh sektor riil dan dunia usaha terdampak mengalami penurunan, yang kemudian ujungnya bakal berimbas terhadap perbankan.

"Penurunan ini tentu sangat mempengaruhi sektor perbankan sementara perbankan ini sebagai lembaga intermediasi tentu mempunyai permasalahan yang harus diselesaikan yaitu bagaimana melakukan upaya pembayaran dana pihak ketiga yang selama ini menjadi penopang," kata dia.

Politisi Golkar itu melanjutkan, sebagai lembaga intermediasi, tentunya bank ini mendapatkan dana di samping modal yang mereka kelola. Di samping itu mereka juga harus menyalurkan.

"Ketika dana yang mereka salurkan tidak beroperasi tidak memutar seperti yang diharapkan ini akan mempengaruhi sektor berikutnya yaitu selama ini menyediakan dana, untuk itu peran perbankan ini sangat penting," tandas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OJK Pastikan Terus Awasi Kinerja Pimpinan Perbankan

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana memastikan para pemangku kebijakan di perbankan dipilih melalui sejumlah mekanisme yang ketat. Ini dilakukan demi menghindari moral hazard yang memanfaatkan keadaan untuk keuntungan pribadi atau kelompoknya.

Para pimpinan bank terpilih melalui mekanisme fit dan proper test untuk mengetahui kemampuan dan integritasnya. Selain itu, jauh sebelum menjalani uji kelayakan dan kepatutan, mereka juga harus memiliki sertifikasi sesuai kemampuannya.

 

"Tidak mudah memang menentukan pimpinan bank, maka harus ada tesnya," kata kata Heru dalam diskusi Program Market Review bertajuk Perkuat Keamanan Industri Keuangan Indonesia, Jakarta, Jumat (17/7/2020).

Selain itu, jajaran direktur dan komisaris tetap diawasi oleh OJK dan pihak berwenang dalam menjalankan tugasnya. OJK juga selalu melakukan evaluasi secara berkala pada para pimpinan bank. Demi memastikan integritas dan kemampuannya saat memimpin perusahaan.

"Tidak mudah bertanggung jawab sebagai pimpinan bank, karena mereka ini dilihat pengawas selama dia menjabat," kata Heru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini