Sukses

Garuda Indonesia Tak Mau Terima Pesawat Baru Tahun Ini

Garuda Indonesia harusnya kedatangan empat pesawat baru dari Airbus di tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk berusaha untuk menunda pengiriman pesanan pesawat baru di tengah pandemi Corona Covid-19. Penundaan ini dilakukan karena tingkat keterisian pesawat yang masih rendah. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan tengah melobi raksasa pabrikan pesawat Airbus agar menunda pengiriman empat pesawat ke Tanah Air pada tahun ini. Permintaan ini imbas menurunnya intensitas penerbangan akibat pandemi Covid-19.

"Garuda Indonesia harusnya kedatangan empat pesawat dari Airbus di tahun ini. Tapi kami terus bernegosiasi dengan Airbus untuk menunda penerimaan itu (pesawat)," katanya saat menggelar rapat kerja bersama Komisi VI DPR-RI di Komplek Parlemen, Selasa (14/7/2020).

Irfan menjelaskan, sejatinya penundaan pengiriman akan berpengaruh pada pengembangan pegawai. Tetapi dengan mempertimbangkan lesunya kondisi industri penerbangan saat ini, maka keputusan terpaksa diambil.

Terlebih, Garuda Indonesia juga tengah mengalami penurunan kebutuhan sumber daya manusia akibat pandemi Covid-19. Sehingga turut mempengaruhi struktur personalia perseroan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernah Terjadi

Meski demikian, penundaan pengiriman pesawat bukan yang pertama kalinya terjadi di Indonesia. Jauh sebelum pandemi berlangsung maskapai plat merah ini pernah menunda kedatangan pesawat Boeing 737 Max 8 akibat kecelakaan yang menimpa maskapai Lion Air dan Ethiopia Airlines.

Irfan menyebut, saat itu total kontrak jenis pesawat Boeing 737 Max 8 mencapai 50 pesawat. Namun, Garuda baru menerima 1 pesawat, yang kemudian segera dilarang terbang atau grounded.

"Padahal, secara kontrak kami seharusnya menerima 49 pesawat. Namun baru 1 (pesawat), karena ada insiden itu yang berakibat adanya larangan terbang," ujarnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.