Sukses

Antisipasi Penumpang Membeludak, 962 Perjalanan KRL Dioperasikan Mulai Hari Ini

PT KCI terus melakukan langkah-langkah untuk mengurangi waktu antrean penumpang kereta rel listrik (KRL).

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terus melakukan langkah-langkah untuk mengurangi waktu antrean penumpang kereta rel listrik (KRL) dan memastikan situasi yang kondusif di stasiun dan kereta dengan tetap mengikuti berbagai protokol kesehatan, terutama di jam-jam sibuk.

Salah satunya ialah dengan melakukan rekayasa pola operasi agar terdapat penambahan frekuensi, terutama untuk lintas Bogor-Manggarai PP dan Cikarang-Manggarai PP yang jumlah perjalanannya sudah optimal sesuai kapasitas infrastruktur perkeretaapian di lintas tersebut.

Dengan rekayasa pola operasi ini, mulai Minggu (12/7/2020), ada dua jadwal pemberangkatan kereta luar biasa (KLB) KRL pada pagi hari dari Stasiun Bogor dengan tujuan Manggarai.

"Sementara dari Stasiun Cikarang pada pagi hari terdapat 1 jadwal pemberangkatan KLB KRL dengan tujuan Manggarai. Selain jadwal pada pagi hari, terdapat juga KLB pada jam sibuk sore hingga malam hari dengan tujuan akhir Stasiun Cikarang," ujar VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba dalam keterangannya, Senin (13/7/2020).

Adapun sebelumnya, rekayasa pola operasi juga sudah dilakukan di lintas Tangerang - Duri PP sehingga terdapat tambahan 10 perjalanan. Dengan demikian, mulai hari ini, PT KCI mengoperasikan 962 perjalanan KRL.

Langkah lainnya untuk mengurangi kepadatan antrian penumpang KRL ialah adanya penambahan 170 unit bus bantuan, mulai hari ini. Secara rinci, terdapat 140 bus dari Stasiun Bogor ke stasiun-stasiun di Jakarta, ditambah 10 unit dengan titik keberangkatan di Botani Square Bogor. Kemudian tersedia 20 unit bus dari Stasiun Cikarang dengan tujuan ke Jakarta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minimalisir Kontak Fisik

Sementara untuk meminimalisir kontak fisik, PT KCI juga telah menetapkan Stasiun Bogor, Stasiun Cilebut, dan Stasiun Cikarang sebagai stasiun khusus Kartu Multi Trip (KMT).

Uji coba akan dimulai hari ini, Senin (13/7/2020), dimana setiap hari Senin, ketiga stasiun tersebut tidak lagi melayani transaksi pembelian dan isi ulang Tiket Harian Berjaminan (THB). Kendati, penggunaan THB untuk tap out atau keluar masih dimungkinkan. Pengguna THB Pergi Pulang juga dapat melakukan tap in untuk perjalanan pulangnya.

Dengan uji coba Stasiun Khusus KMT ini, pengguna dapat naik KRL menggunakan KMT, kartu uang elektronik bank yang telah bekerja sama dengan KCI, dan tiket kode QR Link Aja.

"Penetapan stasiun KMT ini selain mengurai antrean THB juga untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19 dari transaksi dengan uang tunai yang sering berpindah tangan," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Cegah Antrean Penumpang KRL di Stasiun Bogor, Bus Bantuan Ditambah Jadi 150 Unit

Sebelumnya, pemerintah menyiapkan skema mengurai kepadatan di Stasiun Bogor guna mencegah penularan Covid-19. Skema tersebut berupa penambahan armada bus untuk mengangkut calon penumpang kereta rel listrik (KRL) setiap hari Senin dan Jumat.

Penambahan armada bus bantuan dari Kementerian Perhubungan dan Pemprov DKI Jakarta ini menyusul dua penumpang KRL terkonfirmasi positif Covid-19. Adanya kasus baru ini membuat pemerintah mengurungkan rencananya yang akan menambah jumlah kapasitas penumpang di dalam gerbong.

"Atas dasar ini pula belum memungkinkan untuk menambah kapasitas penumpang yang sekarang masih dibatasi 35 persen," ujar Wali Kota Bogor Bima Arya, Jumat (10/7/2020.

Rencana tersebut sempat dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menpan RB Tito Karnavian, Menparekraf Wishnutama, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kamis malam 9 Juli 2020.

"Saat rapat video conference dinyatakan bahwa situasi di stasiun maupun dalam kereta masih belum aman, makanya rencana itu ditunda dulu dan pakai skema lain. Dan terbukti kembali ditemukannya pengguna KRL positif Covid-19," ujar Bima Arya.

Ada beberapa upaya lain untuk mengurai kepadatan hingga terjadi antrean panjang di pintu masuk stasiun. Pertama, menambah jadwal keberangkatan KRL.

"Ada dua jadwal yang berangkat lebih pagi dari Stasiun Bogor menuju Jakarta, yakni di jam 03.15 dan 03.30 WIB setiap harinya," ujar Bima.

Kedua, menambah armada dari 50 unit bus menjadi 150 unit. Ratusan bus tersebut disiapkan untuk mengangkut penumpang setia moda transportasi massal KRL commuterline mulai Senin 20 Juli 2020.

"150 bus itu 75 unit dari Kemenhub dan 75 unit dari Pemprov DKI Jakarta. 10 bus di antaranya akan berangkat dari Pool bus Damri di samping Botani Square. Selebihnya, 140 bus berangkat dari Stasiun Bogor," terang Bima.

4 dari 4 halaman

Diharapkan Tak Ada Lagi Antrean

Bus gratis dari Stasiun Bogor untuk mengangkut penumpang hingga kawasan Jalan Sudirman, Tanah Abang, Juanda, Manggarai, dan Tebet. Sementara bus yang diberangkatkan dari Pool Damri tujuannya ke kawasan Jalan Sudirman dan Jalan Juanda.

Menurutnya, bantuan 150 unit bus ini diharapkan tidak akan terjadi lagi antrean panjang di Stasiun Bogor. Masyarakat juga diminta untuk menggunakan bus tersebut apabila kondisi stasiun mulai padat.

"Hitung-hitungan kami, lonjakan penumpang Senin pagi bisa dicairkan kalau busnya ditambah. 150 bus ini masing-masing bisa angkut 40 penumpang. Kalau 1 bus angkut 40 orang berarti ada sekitar 6.000-an penumpang yang bisa terangkut," jelasnya.

Selain stasiun, tempat transportasi umum seperti terminal bus juga dilakukan pencegahan penyebaran Covid-19. Para calon penumpang yang akan melakukan perjalanan menggunakan bus dilakukan pemeriksaan tes swab.

"Upayanya kita lakukan langkah antisipatif dan preventif menggencarkan swab tes. Hari ini di Terminal Baranangsiang disediakan 200 alat tes," kata politisi PAN.

Bima juga menekankan kepada unsur perangkat terminal, masyarakat di sekitar (pedagang), sopir, dan penumpang mengikuti protokol kesehatan sesuai kebijakan Pemkot Bogor.

Kemudian, melakukan pengaturan secara ketat sistem antrean dan membatasi jumlah penumpang bus di terminal maupun di agen-agen bus antar provinsi.

"Kalau tidak, ini jadi klaster baru penularan baru Covid-19," ujar Bima.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.