Sukses

Erick Thohir Sebut Ekonomi Indonesia Tak Bisa Pulih Tahun Ini

Menteri BUMN Erick Thohir mengaku dampak covid-19 terhadap ekonomi Indonesia masih sangat terasa.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pandemi Corona yang melanda hampir seluruh negara di dunia berimbas sangat nyata terhadap pertumbuhan ekonomi.

Gegara Corona, pemulihan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi hanya mencapai 40 hingga 60 persen saja. Sementara tahun depan, pemulihannya diramal bisa diatas 75 persen. Barulah, pada tahun 2022, ekonomi Indonesia bisa pulih 100 persen.

"Covid-19 tidak bisa terpisahkan dari ekonomi. Ekonomi kita sampai akhir tahun ini, recovery-nya 40-60 persen. Baru di tahun depan bisa 75 persen keatas. Baru Q1 tahun 2022 bisa 100 persen seperti tahun 2019," ujar Erick dalam konferensi pers virtual, Kamis (9/7/2020).

Adapun pemulihan ekonomi yang Erick maksud juga bergantung pada kapan vaksin Corona ditemukan, serta apa jenis bisnis dan usaha yang dijalankan. Dunia usaha harus beradaptasi dengan keadaan dimana ekonomi dan kesehatan sama pentingnya dan harus diperhatikan dua-duanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terbiasa dengan New Normal

Erick melanjutkan, seluruh pihak mau tidak mau harus menerima dan menjalani situasi normal yang baru (new normal). Selama vaksin belum ditemukan, maka aktivitas ekonomi tidak bisa diramalkan bakal pulih seutuhnya. Erick berkata, vaksin virus Corona mungkin tidak bisa ditemukan dalam waktu dekat.

"Tapi, saya harap saya salah. Kalau ternyata vaksin ditemukan di akhir tahun dan bisa diproduksi tentu tahun depan bisa ada solusinya," katanya.

Erick sendiri pernah menyatakan, dalam acara Silaturahome Liputan6.com beberapa waktu lalu, kalau vaksin Corona mungkin ditemukan pada tahun 2021.

 

3 dari 3 halaman

Kerjasama dengan Berbagai Pihak

Adapun, observasi dan pengkajian terhadap vaksin ini sudah dilakukan beberapa bulan lalu dan bekerjasama dengan beberapa pihak.

"Kita bekerjasama dengan pihak Menteri Kesehatan, BPPT, untuk bersama lembaga lain untuk melihat vaksin ini. Jangan jadi pressure, tapi kemungkinan kalau menemukan vaksin, itu mungkin kuartal I hingga 4 2021," ujar Erick.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.