Sukses

Yakin, Harga Emas Bakal Naik Pekan Ini

Menurut para analis, investor akan dengan cepat masuk untuk membeli logam mulia di saat harga emas mengalami penurunan meskipun hanya sedikit.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menorehkan tonggak penting pada perdagangan pekan lalu karena memberikan sinyal untuk bisa melampaui level USD 1.800 per ounce. Pada pekan lalu, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi dalam 8 tahun yaitu di angka mencapai USD 1.785,46 per ounce.

Nampaknya tren kenaikan ini tak akan terbentung. Sebagian besar analis dan pelaku pasar yakin harga emas akan terus bullish pada pekan ini mengikuti kenaikan yang telah ditorehkan pekan sebelumnhya.

Mengutip Kitco, Senin (6/7/2020), terdapat 17 analis di Wall Street diwawancarai oleh Kitco. Dari jumlah tersebut, 12 analis atau 70 persen yakin bahwa harga emas akan naik. Tiga analis atau 18 persen memperkirakan harga emas akan turun. Sedangkan sisanya atau 12 persen harga emas stabil.

Selain itu, 1.940 investor ritel atau pelaku pasar ikut dalam jajak pendapat online Kitco. Dari jumlah tersebut, 1.287 responden atau 66 persen percaya bahwa harga emas akan naik di minggu ini. Sedangkan 373 investor lainnya, atau 19 persen mengatakan harga emas akan tertekan. Di luar itu, 280 pelaku pasar atau 14 persen menyatakan netral.

Kenaikan harga logam mulia atau emas ini tidak hanya sesuai dengan momentum dalam hitungan teknikal. Namun para analis melihat bahwa pelaku pasar memang mendukung secara signifikan gerak logam mulia ini.

Menurut para analis, investor akan dengan cepat masuk untuk membeli emas di saat harga mengalami penurunan meskipun hanya sedikit.

Bahkan ketika data tenaga kerja di AS menunjukkan kenaikan pada bulan Juni lalu tidak cukup kuat untuk menekan harga emas. Harga emas tetap berada di jalur kenaikan yang moderat.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandangan Analis

Presiden Darin Newsom Analysis, Darin Newsom mengatakan bahwa indikator momentum menunjukkan logam mulia saat ini sudah overbought. Namun, ia mengatakan bahwa investor telah mengabaikan gambaran teknis emas sehingga terus melakukan aksi beli.

"Saat ini dengan semua yang sedang terjadi, orang hanya ingin memiliki emas," katanya.

“Jika akan ada penurunan, Anda tahu bahwa akan ada banyak orang akan masuk ke pasar untuk membeli emas. Sekarang untuk emas trennya sudah terlihat pasri.” tambah dia.

Meskipun emas menarik perhatian saat ini, beberapa analis memperingatkan agar investor untuk tidak mengejar atau membeli terlalu dalam di level saat ini.

Kepala perdagangan MKS SA, Afshin Nabavi, mengatakan bahwa pasar emas terlihat sedikit fluktuatif pada saat ini. Dia mengatakan bahwa sebaiknya berhati-hati.

"Paruh kedua tahun ini telah mulai dengan langkah yang tepat tetapi jangan sampai terbawa terlalu jauh," ia memperingatkan.

"Jika harga sudah terlampau tinggi ada baiknya untuk bertahan sebentar," tambah dia.

Co-Direktur lindung nilai Walsh Trading Sean Lusk mengatakan, ia tetap melihat harga emas akan bullish dalam waktu dekat. Namun, ia menambahkan bahwa ia tidak akan mengejar pasar pada level saat ini.

"Anda banyak melihat aksi ambil untung dalam waktu dekat tetapi tren akan tetap naik." kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.