Sukses

Filantropi Dunia Galang USD 2,5 Miliar untuk Energi Bersih di ASEAN, Termasuk Indonesia

Akibat pandemi, para investor tradisional saat ini ragu-ragu mengambil langkah investasi di energi bersih.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi filantropi global untuk pertama kalinya meluncurkan inisiatif penggalangan dana besar-besaran mencapai USD 2,5 miliar pekan ini. Inisiatif ini untuk investasi proyek energi bersih di Asia Tenggara.

Menurut Bloomberg New Energy Finance, saat ini panel surya fotovoltaik dan angin darat (onshore wind) merupakan sumber termurah bagi pembangkit baru untuk setidaknya dua pertiga populasi global. Namun, banyak proyek potensial di Vietnam, Indonesia, Filipina, dan bagian lain di Asia Tenggara yang tidak akan terealisasi tanpa pendanaan tahap awal seperti ini.

Hal ini karena sebagian besar investor swasta tidak mau terlibat dalam proyek sampai risiko pembangunan tahap awal berhasil dikurangi. Ini adalah celah yang ingin dijembatani oleh investasi the South East Asia Clean Energy Facility (SEACEF).

“Peluncuran penggalangan dana baru ini dilakukan saat momen kritis, ketika krisis covid-19 menyusutkan sumber keuangan tradisional, dan didedikasikan untuk menurunkan kurva perubahan iklim,” kata Head of Impact Investing di Children’s Investment Fund Foundation (CIFF), Imraan Mohammed, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/6/2020).

Mohammed menambahkan, investor dan yayasan-yayasan berpengaruh sedang melangkah untuk menjembatani celah yang ada, mengkatalisasi sumber pendanaan lain, dan meyakinkan bahwa akselerasi transisi menuju energi bersih di Asia Tenggara akan terus berlanjut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berisiko

Managing Director Clime Capital Mason Wallick menuturkan, dalam kondisi stabil, 1-2 persen anggaran pengembangan awal untuk proyek energi bersih pun adalah investasi yang sangat sulit ditemukan, mengingat langkah itu seringkali dianggap berisiko. Namun, kesempatan untuk investasi di bidang energi terbarukan tetap signifikan.

"Jadi, modal berisiko tinggi ini adalah sebuah landasan di situasi tak menentu yang dapat mengkatalisasi pendanaan signifikan yang disyaratkan untuk membuat proposal berubah menjadi proyek energi bersih besar-besaran.”

Akibat pandemi, para investor tradisional saat ini ragu-ragu mengambil langkah investasi. Sehingga, intervensi yang tepat waktu ini akan memberikan pendanaan tahap awal yang strategis bagi proyek energi bersih baru yang transformasional.

Penggalangan dana yang dikelola oleh Clime Capital ini memfokuskan investasi awal mereka ke Vietnam, Indonesia, dan Filipina. Clime Capital yang berbasis di Singapura ini didukung oleh sejumlah yayasan iklim internasional terkemuka termasuk Sea Change Foundation International, Wellspring Climate Initiative, High Tide Foundation, Grantham Foundation, Bloomberg Philanthropies, Packard Foundation, dan CIFF.

 

3 dari 3 halaman

Pendanaan Tahap Awal

Pendanaan tahap awal SEACEF akan menargetkan teknologi dan model bisnis yang telah terbukti secara global seperti energi surya, angin, dan energy storage untuk disandingkan dengan model bisnis lainnya yang dapat mengakselerasi transisi rendah karbon — seperti kendaraan listrik, demand side management technology, efisiensi energi di gedung, dan infrastruktur transmisi energi bersih.

Pendukung filantropi global telah menginvestasikan dana awal sebesar US$10 juta ke SEACEF dan sedang mencari penambahan modal menjadi US$40 juta. Diharapkan bahwa setiap dolar pendanaan modal berisiko tinggi yang dikerahkan SEACEF ini akan meningkatkan investasi lanjutan ke dalam portofolio energi bersih di seluruh Asia Tenggara hingga 50 kali lebih banyak — mencapai lebih dari US$2,5 miliar. Investasi tersebut dilakukan sambil terus mengembangkan ekosistem pengembang lokal untuk menumbuhkan pasar.

“Atas nama penyandang dana filantropis SEACEF, kami senang dapat mendukung program investasi iklim yang inovatif dan katalitik ini. Langkah ini akan mengisi celah yang ditinggalkan oleh investor keuangan tradisional dan membantu mempercepat pertumbuhan pasar untuk energi bersih di Asia Tenggara,” kata Bill Weil, yang memimpin desain SEACEF di Tempest Advisors, penasihat untuk Sea Change Foundation International.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.