Sukses

Telusuri Pembelian Saham Freeport 51 Persen, Komisi VII DPR Usulkan Dibentuk Pansus

Komisi VII DPR didorong untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menelusuri jejak pembelian saham Freeport 51 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR dari fraksi Demokrat, Muhammad Nasir mengatakan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Holding Industri Pertambangan (HIP) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu MIND ID, di ruang rapat Komisi VII DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (30/6/2020), bahwa pembelian saham Freeport 51 persen perlu dikaji secara lebih mendalam.

Untuk itu, ia mendorong Komisi VII DPR untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menelusuri jejak pembelian saham Freeport 51 persen.

"Kita konsultasi ke internal fraksi, internal komisi saya sarankan soal freeport dan pembelian saham atau penambahan hutang kita buat pansus aja," kata Nasir.

Menurut hematnya, pembelian 51 persen saham PT Freeport telah dijadikan komoditas politik untuk Pilpres, padahal 2021 urusan Freeport seharusnya sudah selesai.

Sehingga pembelian saham PT Freeport perlu diselidiki secara mendalam jangan sampai BUMN ini melakukan pengajuan hutang secara terus menerus.

"Bisa aja, tiga perusahaan (yang dinaungi MIND ID selain Freeport) ini bangkrut kalau hutang begini terus dan coba buat data secara rinci supaya terang benderang," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ajukan Utang

Nasir menyebut sangat prihatin dengan kondisi PT Freeport yang melakukan pengajuan utang secara terus menerus. Sekaligus warga Papua yang dinilainya harus juga bisa sejahtera seperti daerah lainnya di Indonesia.

"Kasian warga papua kalau begini terus, apa Papua seperti ini saja, Papua juga harus maju seperti Jakarta,"

"Pansuskan saja, karena ga jelas laporan keuangan tentang pembelian saham freeport ini bisa jadi sapi perah saja," pungkas dia.

3 dari 3 halaman

Freeport Indonesia: Dari 188 Pegawai Positif Corona, 134 Telah Sembuh

Presiden Direktur PT Freeport (PTFI) Indonesis Tony Wenas mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menjaga produktivitas perusahaan sambil tetap melawan penyebaran Covid-19. Dua hal ini, lanjut dia harus dijalankan secara bersamaan.

Dia mengakui cukup banyak karyawan PTFI yang tertular Covid-19. Namun demikian, ada hal yang memberikan harapan, yakni angka kesembuhan yang tinggi. Hingga mencapai 60 persen.

"Dari dari total kumulatif kasus 188, itu angka kesembuhannya 134. Sementara sisanya 54 sebagian besar atau 50 itu berada di tempat-tempat isolasi. Yang pakai ventilator tidak ada. Yang pakai respirator ada 2," kata dia, dalam diskusi daring, Minggu (21/6/2020).

Ada pula karyawan yang meninggal dunia. Mereka yang meninggal dunia tersebut, jelas Tony, memiliki penyakit bawaan. 

"Sekarang ada 54 kasus positif. Dari 188 total 134 sembuh, sekarang ada 54 (positif). Yang meninggal ada 4 orang dan mereka menderita penyakit lain yang sudah lama," ujar dia.

Pihaknya terus meningkatkan kapasitas penanganan Covid-19, seperti pengadaan alat rapid test hingga tes PCR. Alat-alat itu, tegas dia, tidak hanya digunakan oleh internal Freeport saja, tapi untuk penanganan Covid-19 di Kabupaten Mimika.

"Rapid test kita sudah sediakan untuk kita sudah ada 50.000 alat rapid test. kita sudah mendatangkan alat PCR, dan PCR kita ini juga dipakai oleh kabupaten Mimika sebagai labnya," terang dia.

PTFI juga memberikan dukungan berupa bahan pokok kepada masyarakat di sekitarnya. Dukungan berupa edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19 juga dilakukan pihaknya. 

"Kita membantu masyarakat sekitar. Terutama 7 suku yang memang suku-suku kerabat di sini. dalam bentuk sosialisasi tentang bahaya Covid-19 dan juga protokol-protokol kesehatan. Kita terbitkan buku panduan baik untuk karyawan kita juga untuk masyarakat. dan bantuan bahan makanan yang sekarang jumlahnya sekitar Rp 10 miliar sekarang ini," ungkapnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.