Sukses

Anggota DPR Sindir Sri Mulyani: Katanya Menteri Terbaik, Tapi Hobi Utang ke BUMN

Menkeu Sri Mulyani dianggap lalai karena tidak kunjung membayarkan utang pemerintah kepada BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) dan PT Jasa Marga (Persero) melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (30/6/2020).

Rapat dijalankan untuk membahas rincian utang pemerintah kepada BUMN yang menumpuk dari beberapa tahun ke belakang.

Adapun, PT KAI menyampaikan kekurangan bayar pemerintah sebesar Rp 257 miliar, sementara Jasa Marga menyampaikan nilai Rp 5,02 triliun.

Di sela sesi diskusi, salah satu anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade menyinggung Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang dianggap lalai karena tidak kunjung membayarkan utang pemerintah kepada BUMN.

Menurut Andre, ketika nilai utang tersebut sudah diaudit BPK di tahun yang sama, harusnya Menkeu segera membayarkannya ke BUMN karena BUMN membutuhkan dana itu untuk bisnis mereka.

"Jangan diulur-ulur. Katanya Menteri terbaik, tapi yang ada bukan hanya hobi berutang ke luar negeri tapi juga ke BUMN kita," ujar Andre kepada peserta rapat.

Andre bilang, 'berutang' sudah jadi penyakit pemerintah, khususnya Menkeu. Menurutnya, BUMN selalu dibebankan dengan tugas negara, tapi pemerintah justru menumpuk utang dari tahun ke tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harapan

Ke depannya, Andre berharap pemerintah memperhatikan betul 'kebiasaan' berutang kepada BUMN-BUMN. Dia juga meminta agar kesimpulan rapat kali ini jadi teguran yang tegas untuk Menkeu agar tidak hobi berutang.

"Ini supaya jadi kesimpulan rapat ke depan, sekali lagi kita harus tegas kepada Menteri Keuangan, katanya terbaik, jangan hobi berutang kepada BUMN-BUMN kita," katanya.

3 dari 4 halaman

Sri Mulyani Ingin Seluruh Jajaran Kemenkeu Bersatu Layaknya Sapu Lidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta kepada Kemententerian Keuangan (Kemenkeu) terus melakukan evaluasi dan perbaikan untuk dapat melayani masyarakat dengan baik. Sebagai bendahara negara, Kemenkeu menjadi bagian yang vital, utamanya dalam situasi tak menentu seperti saat pandemi seperti ini.

Sinergi antar lembaga yang berada di dalam lingkup Kemenkeu menjadi penting agar tercipta keselarasan dan akselerasi maksimal.

"Sinergi adalah kata yang sederhana, yang jika dilaksanakan perlu effort atau usaha lebih, namun jika berhasil dampaknya luar biasa. Ibarat lidi, menjadi kurang berarti jika sendiri-sendiri, tapi jika batang-batang lidi dikumpulkan menjadi satu, ia akan menjadi sapu dengan fungsi yang luar biasa," seperti dikutip dari laman Instagram pribadi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Selasa (30/6/2020). ⁣⁣

Adapun sinergi yang dimaksudkan yakni melibatkan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Lembaga National Single Window (LNSW) yang bersinergi mencari solusi dan inovasi untuk melakukan akselerasi dalam meningkatkan daya saing, meningkatkan kredibilitas dan efektifitas APBN, meningkatkan efisiensi layanan publik, serta meningkatkan peringkat Ease Of Doing Business (OEDB) di Indonesia. ⁣⁣

Sebagai bagian dari sinergi, keempat unit tersebut melakukan secara rutin program secondment sebagai bentuk kalibrasi pemahaman yang seragam, peningkatan kapasitas SDM, serta update isu terkini.

"Jadi anda semuanya yang masuk dalam secondment ini, saya harap pertama attitudenya bahwa ini bukan sebagai tambahan beban, ini justru adalah privilege yang anda bisa peroleh untuk bisa menambah pengetahuan, pengalaman, dan untuk bisa meningkatkan kinerja anda sendiri maupun kinerja unit, maupun Kementerian Keuangan," ujar Sri Mulyani dalam video singkat di Instagram tersebut.⁣

4 dari 4 halaman

Fokus Mengukur Kinerja

Secara tegas, Menkeu berpesan kepada para peserta Secondment, agar mereka fokus mengukur kinerja sinergi tersebut dalam dua hal, yaitu penerimaan negara harus naik dan pelayanan terhadap publik harus ditingkatkan menjadi lebih baik.

"Bekerjalah lebih efektif dan efisien dalam situasi pandemi COVID-19 ini. Dalam kondisi di mana masyarakat dan dunia usaha dihadapkan pada hal yang serba tidak pasti, disinilah peran Kemenkeu sangat ditunggu untuk memberikan solusi atas berbagai tantangan pemulihan ekonomi," tutur Sri Mulyani. ⁣⁣

"Terus belajar, terus berusaha keras, serta terus jaga profesionalisme dan integritas!⁣" pungkas dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.