Sukses

Ekonom: Hampir Semua Negara Masuk Jurang Resesi

Indonesia akan masuk jurang resesi jika dalam dua kuartal ini akan mengalami ekonomi tumbuh negatif.

Liputan6.com, Jakarta - Resesi memiliki definisi pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut. Dalam arti resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi berada di bawah nol persen selama dua kuartal. Hal itu disampaikan oleh ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah.

Piter melanjutkan, resesi merupakan siklus ekonomi biasa. Apabila suatu negara mengalami resesi, maka bisa dikatakan hal yang wajar dan umum. Di tengah pandemi covid-19 ini banyak negara yang sudah mengumumkan resesi, seperti China, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya.

Menurutnya, Indonesia akan masuk jurang resesi jika dalam dua kuartal ini akan mengalami ekonomi tumbuh negatif. Ia pun mencontohkan, jika di kuartal II ini ekonomi Indonesia tumbuh negatif dan kemudian kuartal ketiga dan keempatnya berbalik naik, maka di 2021 bisa dikategorikan masuk ke tahap recovery.

Piter melihat hingga saat ini dunia usaha di Indonesia masih bisa dikatakan bertahan. Karena definisinya resesi itu hanya dua kuartal berturut-turut mengalami penurunan ekonomi, berbeda dengan krisis yang pertumbuhan ekonominya turun sangat dalam.

“Kalau krisis dia tidak berbicara pertumbuhan ekonomi turun tapi terjadi permasalahan di dalam perekonomian, perusahaan-perusahaan colleps, NPL-nya naik melonjak tinggi terjadi kredit macet dan menyebabkan terjadi ketidakstabilan keuangan,” kata Piter kepada Liputan6.com, Rabu (24/6/2020).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sakit Flu

Menurutnya, sekarang sudah hampir semua negara masuk resesi. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk menyebut negara mana yang paling terkena resesi, melainkan yang paling penting saat ini yaitu melihat negara mana dan siapa yang tidak mengalami resesi dampak covid-19.

“Resesi itu kayak orang sakit flu, susah kita berbicaranya, maksudnya sudah sering yang mengalami resesi. Perhatian orang itu seharusnya pada krisis karena resesi itu merupakan siklus bisnis. Sekarang kita perkirakan Indonesia sudah mengalami resesi di depan mata,” katanya.

Meskipun Piter menyebut Indonesia tidak sering mengalami resesi, tapi untuk saat ini seluruh dunia mengalami resesi termasuk Indonesia. Resesi itu sudah sering terjadi, utamanya di negara-negara yang sudah mapan dan sudah stabil perekonomiannya, seperti Jepang.

“Kalau yang sudah mapan dan stabil itu tumbuh 1-2 persen biasa, terus turun biasa, tumbuhnya negatif biasa satu triwulan, lalu dua triwulan naik lagi,” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Stimulus Pemulihan Ekonomi

Walaupun saat ini pemerintah mengeluarkan stimulus Pemulihan Ekonomi nasional (PEN) yang diharapkan bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 0 persen. Namun, mungkin saja menurut Piter harapan itu tidak sesuai dengan kenyataan.

“Kenyataannya tidak sesuai dengan harapan, jadi perkiraan kita bisa negatif di tahun ini. Resesi itu bukan isu. Karena tahun ini semua negara mengalami resesi, tapi isunya itu tahun 2021 siapa yang bisa lebih cepat recovery, itu baru isu sesuatu yang pantas dan lebih kita fokuskan,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.