Sukses

Tangani Corona, Anggaran Kementerian ESDM Dipangkas Jadi Rp 6,2 Triliun

Pandemi Corona tidak hanya melumpuhkan ekonomi nasional, namun memaksa Kementerian dan Lembaga untuk memangkas anggaran belanja mereka

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona tidak hanya melumpuhkan ekonomi nasional, namun memaksa Kementerian dan Lembaga untuk memangkas anggaran belanja mereka sebagai salah satu bentuk keturutsertaan penanganan pandemi.

Tidak terkecuali Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam paparannya saat melakukan Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR menyampaikan, anggaran belanja kementerian dipotong Rp 3,46 triliun untuk menangani Corona.

"Dari pagu APBN sebesar RP 9,6 triliun, dipangkas dengan penyesuaian penanganan Covid-19 sebesar Rp 3,46 triliun sehingga pagu akhir setelah penyesuaian ialah RP 6,216 triliun," ujar Arifin di Ruang Rapat Komisi VII, Selasa (23/6/2020).

Adapun, terdapat beberapa output ESDM yang terkena dampak pemotongan pagu ini. Pertama, infrastruktur migas seperti jargas, konkit nelayan, konkit petani dan konversi Mitan ke LPG 3 kg. Sebelum adanya Corona, anggaran yang disediakan ialah Rp 3,728 triliun. Setelah adanya Corona, anggaran dipangkas Rp 2,256 triliun menjadi Rp 1,471 triliun.

Kedua, infrastruktur EBTKE yang tadinya anggaran Rp 1,173 triliun dipotong Rp 562,89 triliun menjadi Rp 610,7 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Ketiga ialah infrastruktur Bageol, termasuk proyek sumur bor air tanah, pos pengamatan gunung api, sistem mitigasi bencana geologi dan Pusat Informasi Geologi Geopark. Anggaran awalnya ialah Rp 619,08 triliun, dipangkas Rp 231,49 triliun menjadi Rp 387,585 triliun.

"Lalu untuk kegiatan non infrastruktur seperti perjalan dinas, paket meeting, renovasi, pengadaan peralatan, honorarium dan lain-lain dari Rp 4,145 triliun dipangkas Rp 3,746 triliun menjadi Rp 389,942 triliun," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.